Jangan berbisnis dengan perusahaan kertas APRIL!

orang utan dengan anaknya Anak perusahaan APRIL dan pemasoknya berekspansi hingga ke hutan orang utan (© Istockphoto) Perkebunan (HTI) eukaliptus TPL Dari hutan hujan menjadi kertas untuk dipakai sekali terus dibuang: Toba Pulp Lestari di Sumatra (© Hengky Manalu) Fotograf dan para pendemo dengan spanduk hijau Tutup Korporasi Kotor / Perusak Lingkungan / Toba Pulp Lestari (© KSPPM) Sebelah kiri adalah hutan yang sudah ditebang untuk industri kertas, kanan hutan alami Serangan brutal terhadap orang utan: Deforestasi oleh PT Mayawana Persada di Kalimantan Barat (© Auriga Nusantara) Foto dari udara lokasi pembangunan pabrik pulp Lokasi pembangunan di hutan bakau: Pabrik pulp PT Phoenix Resources International di Tarakan, Kalimantan Utara (© Green of Borneo) Seorang pria berjalan melewati lahan hutan yang sudah gundul Bahan mentah bagi pabrik kertas tak lama lagi datang dari Papua (© Pusaka)

Perusahaan APRIL / Royal Golden Eagle (RGE) dan beberapa perusahaan lainnya milik miliarder Sukanto Tanoto sejak setengah abad merusak hutan hujan di Indonesia dan mata pencaharian penduduk setempat. Kami menyerukan bank, investor dan mitra bisnis untuk memutuskan hubungan dengan APRIL dan RGE.

Berita & update seruan

Kepada: Bank, mitra bisnis dan investor Asia Pacific Resources Limited (APRIL) dan Royal Golden Eagle (RGE)

“Hentikan penebangan hutan! Memulihkan kerusakan sosial dan ekologis! Jangan mendanai APRIL / RGE! Jangan berbisnis dengan APRIL / RGE!”

Membaca surat

Konsumsi akan kertas dan bungkusan sekali pakai meningkat tajam – dengan dampak yang mengerikan bagi hutan di seluruh dunia. Industri kertas dan pulp menghancurkan hutan hujan dan merampas wilayah masyarakat adat. Konsumsi akan produk kertas dan bungkusan sekali pakai merupakan salah satu penyebab utama penebangan hutan hujan, pencurian lahan, penggusuran dan tindak kekerasan.

Salah satu perusahaan terbesar yang sejak puluhan tahun terkenal sebagai perusak hutan hujan dan penyebab konflik dan selalu menjadi berita utama: APRIL (Asia Pacific Resources International Limited): Seorang tetua masyarakat adat di Sumatra Utara diculik karena menentang perusahaan kertas Toba Pulp Lestari (TPL) yang terkait dengan APRIL. Mayawana Persada yang juga terkait dengan APRIL, kembali melakukan deforestasi di hutan orang utan Kalbar demi kertas, hutan gambut yang di dalamnya terdapat populasi kera besar yang sangat penting namun terancam punah. Di Kalimantan Utara berdiri pabrik pulp sangat besar di hutan bakau, di habitat monyet bekantan: Babat Kalimantan.

APRIL, produsen pulp, kertas, kemasan, tisu dan viskose termasuk ke dalam perusahaan induk Royal Golden Eagle (RGE). Sejak 2015 RGE menyatakan diri sebagai rantai pasokan bebas tebang hutan (zero deforestation). RGE dan perusahaan pemasok harus membuktikan tidak menebang hutan hujan dan tidak merugikan penduduknya.

Kenyataan di lapangan berbeda!

Organisasi lingkungan hidup dan masyarakat adat mendesak jawatan berwenang menghentikan perusakan dan kekerasan, menghukum perusahaan terkait dan kalau perlu menutupnya! Organisasi internasional menyerukan bank, investor dan mitra bisinis untuk memutuskan hubungan dengan APRIL dan RGE.

Tolong dukung kampanye kami dengan suara Anda: Jangan berbisnis dengan APRIL / RGE!

Petisi dimulai 23/05/2024

Latar belakang

Tanpa disadari, produsen bungkusan, kertas, pulp dan viskose memperluas usahanya ke seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan Indonesia yang termasuk ke dalam pemain besar dunia, turut bertanggung jawab atas kerusakan hutan dataran rendah di Sumatra dan ancaman musnahnya populasi harimau sumatra dan orang utan. Di beberapa tahun belakangan ini industri kertas Indonesia telah meningkatkan produksinya sekitar setengahnya. Dan mereka tetap terus meningkatkan produksinya.

Kebutuhan yang selalu meningkat akan bahan kayu untuk pabrik kertas menyebabkan gelombang baru penebangan dan ancaman mengerikan bagi hutan hujan!

Holding Sinar Mas milik keeluarga Wijaya dengan perusahaan pulp mereka APP (Asia Pulp and Paper) dan Holding Royal Golden Eagle milik Sukanto Tanoto dengan perusahaan pulp APRIL (Asia Pacific Resources International Limited) merupakan nomer pertama dan kedua produsen pulp besar di Indonesia dan berada di posisi paling atas dalam daftar perusak hutan hujan di Indonesia, sementara Korindo (kayu dan minyak sawit) dan Sumitomo (tambang) berada di belakangnya.

 

Penebangan terkini oleh PT Mayawana Persada

Selamatkan Hutan Hujan telah melaporkan tentang begitu cepat dan brutalnya deforestasi di hutan orang utan Kalbar! Demi kertas! oleh perusahaan Mayawana Persada. Orang utan kalimantan hanya dapat bertahan hidup bila penebangan segera berhenti.

Di atas kertas PT Mayawana Persada dikendalikan oleh jaringan beberapa induk perusahaan. Tumpang tindih manajemen perusahaan, hubungan manajemen operasional dan rantai pasokan menunjukkan bahwa PT Mayawana Persada berhubungan dengan RGE dan APRIL.

Studi Pembalak Anonim - Deforestasi di hutan tropis dan konflik sosial yang dipicu oleh PT  Mayawana Persada di Kalimantan Barat  atau versi bahasa Inggris Deforestation Anonymous. Rainforest destruction and social conflict driven by PT Mayawana Persada in Indonesian Borneo menjabarkan dengan lengkap tentang penebangan yang masif di wilayah konsesi PT Mayawana Persada, perusakan habitat spesies terlindungi (contohnya siamang, beruang madu, orang utan) dan konflik sosial dengan masyarakat adat. Laporan berdasarkan analisa satelit, pelacakan rantai pasokan, interview dengan pegawai Mayawana Persada dan analisa dari dokumen perusahaan. Studi ini berkesimpulan bahwa PT Mayawana Persada telah menebang 35.000 hektar hutan hujan dan gambut (luas ini lebih dari setengah luas DKI Jakarta).

 

Konflik masyarakat adat Batak dengan PT Toba Pulp Lestari

Konflik puluhan tahun antara perusahaan pulp PT. Toba Pulp Lestari yang tergabung dengan APRIL dan masyarakat Batak mencapai puncaknya pada saat seorang ketua masyarakat adat Sorbatua Siallagan dikriminalisasi. Untuk lengkapnya baca berita dari Selamatkan Hutan Hujan tetua masyarakat adat di Sumatra Utara diculik dan laporan dari EPN tentang jailing of an indigenous leader.

Toba Pulp Lestari (TPL) mulai beroperasi tahun 1989 atas nama Indorayon (nama lama TPL) dengan produksi pulp untuk kertas dan serat viskose (rayon) untuk tekstil, dengan bahan baku kayu tropis dari hutan alami. Perkebunan eukaliptus akan menjalar hingga ke hutan Batang Toru, satu-satunya habitat orang utan tapanuli yang terancam punah.

Pencemaran danau Toba, perusakan lingkungan, pencurian lahan dan kekerasan dari sejak awal mendapat perlawanan keras. Namun konflik lahan yang sudah berlangsung setengah abad bukannya terselesaikan, melainkan kriminalisasi penduduk yang terus berlanjut.

Menurut laporan yang dipublikasikan di tahun 2019 tentang pemetaan konflik sosial di APRIL conflict plantations, kelompok masyarakat sipil sedikitnya telah mencatat 101 konflik tajam di wilayah konsesi APRIL dan perusahaan pemasok. Studi ini mendesak pembeli dan investor untuk menghindari berbisnis dengan APRIL dan RGE, selama semua konflik tidak diselesaikan dengan transparan dan partisipatif.

 

Pembangunan pabrik pulp PT Phoenix Resources International 

PT Phoenix Resources International yang terkait dengan APRIL/RGE membangun sebuah pabrik pulp yang besar di Kalimantan Utara. Di wilayah itu terdapat hutan bakau dan habitat monyet bekantan yang langka.

Laporan Babat Kalimantan berisikan informasi berharga tentang Imperium Royal Golden Eagle milik Sukanto Tanoto, hubungan antara masing-masing perusahaan dan pemasok, para pemegang saham dan investor.

Kebutuhan akan pabrik baru yang sementara terus meningkat sangat mengancam hutan hujan yang masih tersisa di Kalimantan! Saat kini sebagian besar kayu yang diperlukan pabrik-pabrik pulp Sumatra berasal dari Kalimantan.

 

Perusakan lingkungan, konflik sosial dan ketidak-transparanan yang sistematis

Kasus-kasus aktual ini bukan main-main. Organisasi-organisasi masyarakat sipil telah mempublikasikan berbagai penelitian dan penemuan tentang praktik bisnis, perusakan lingkungan dan dampak sosial.

Kampanye dari organisasi lingkungan, perundingan dan janji-janji pihak APRIL/RGE tidak membawa perbaikan, dan juga tetap tidak berubah meskipun RGE pada 2015 telah menjanjikan produksi yang bebas tebang (zero-deforestation).

Paradise Papers: Leaked records reveal offshores role in forest destruction Penyelidikan oleh International Consortium of Investigative Journalists menunjukkan bagaimana APRIL menggunakan kedok “perusahaan cangkang” (letterbox companies) agar bisa mendapatkan kredit bank sedikitnya 3 miliar USD, memutar uang kesana kemari diantara anak-anak perusahaannya dan sedikit menyetor pajak.

APRIL violates its own zero deforestation policies Menurut laporan tahun 2018, APRIL tidak menepati kebijaksanaan bebas tebang hutan.

APRIL conflict plantations: Laporan tahun 2019 tentang pemetaan konflik-konflik sosial, terdapat sedikitnya 101 konflik tajam di wilayah konsesi APRIL dan perusahaan-perusahaan pemasok.

APRIL Illegal Logging Briefing 2020 menunjukkan bagaimana APRIL telah merusak rawa gambut dan hutan alami semasa pandemi Covid-19.

Paradise Papers: Pulp giant faces profit-shifting accusations APRIL salah mengklasifikasikan ekspornya agar bisa mengurangi setoran pajaknya (2020)

Paradise Papers: Pulp giant faces profit-shifting accusations

Sustainable deforestation APRIL-Adindo Laporan tahun 2020 tentang penebangan oleh sebuah perusahaan yang berhubungan dengan APRIL

Environmentalpaper APRIL Halaman informasi

Halaman profil dari BankTrack Dodgy Deal:

Banktrack. APRIL

Banktrack. Royal Golden Eagle Group

Banktrack. Toba Pulp Lestari

Banktrack. Phoenix Pulp Mill Tarakan

Daftar di atas menggambarkan bagaimana APRIL/RGE dan perusahaan-perusahaan lainnya yang terkait merusak lingkungan hidup dan menindas penduduknya. Karena struktur perusahaan yang kompleks dan tidak transparan maka APRIL/RGE bisa melepaskan diri dari cengkraman hukum.

Perundingan bertahun-tahun dari organisasi-organisasi besar lingkungan hidup dengan APRIL sama sekali tidak merubah kenyataan praktek perusahaan.

Oleh karena itu Pembela lingkungan dan HAM menuntut investor dan pelanggan memutuskan hubungan dagang dengan APRIL/RGE.

 

 Imperium Sukanto Tanoto, APRIL dan RGE

APRIL termasuk ke dalam konglomerat RGE (Royal Golden Eagle), imperium milik Sukanto Tanoto, salah seorang terkaya di Indonesia. RGE aktif dalam bidang berikut: pulp dan kertas, minyak sawit, viskose, bangunan dan energi, properti dan pengelolaan aset.

Sektor RGE minyak sawit dan energi berperanbesar di pasar dunia. Sektor minyak sawit dikelola perusahaan Asian Agri dan Apical. Asian Agri adalah salah satu produsen minyak sawit terbesar dengan berbagai perkebunan dan pabrik minyak miliknya. Apical mengoperasikan penyulingan minyak, pengolahan lanjutan, sebuah pabrik biodiesel dan ekspor minyak sawit. Di Kanada RGE dengan mengakuisisi Pacific Energy telah mengembangkan sayapnya ke bidang produksi gas.

Sektor RGE pulp, kertas dan viskose merupakan sektor terpenting imperium Sukanto Tanoto. Berkat naiknya konsumsi dunia, APRIL/RGE bereaksi untuk ekspansi keTiongkok, Eropa dan Amerika Selatan atau bahkan sudah menapakkan kakinya di sana. Perusahaan-perusahaan yang berhubungan langsung dengan APRIL antara lain berada di Brasil, Makau, Tiongkok dan Singapur.

APRIL (Asia Pacific Resources International Limited) adalah salah satu perusahaan pulp terbesar di dunia yang memproduksi kertas, pulp dan viskose. Pabrik kertas RAPP di Riau adalah salah satu yang terbesar di dunia.

Asia Symbol: Produsen pulp, kertas dan bungkusan terbesar di dunia yang berlokasi di Shandong, China

Bracell: Salah satu produsen pulp terbesar di dunia, berlokasi di Brasil

Sateri: Produsen viskose terbesar di China

Asia Pacific Rayon: Produsen viskose di Riau



Surat

Kepada: Bank, mitra bisnis dan investor Asia Pacific Resources Limited (APRIL) dan Royal Golden Eagle (RGE)

Yang terhormat Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak,

saya sangat kecewa atas perusakan hutan hujan oleh perusahaan kertas dan pulp APRIL (Asia Pacific Resources International Limited) dan banyaknya konflik tajam dengan penduduk setempat.

Perusahaan Anda sebagai investor atau pelanggan menggalang hubungan bisnis dengan APRIL dan/atau perusahaan induknya RGE (Royal Golden Eagle).

APRIL/RGE, sejak puluhan tahun terkenal sebagai perusak hutan hujan dan penyebab konflik dan selalu menjadi berita utama:

> Sebuah perusahaan yang terkait dengan APRIL menebang hutan hujan di Kalimantan Barat, dimana di sana hidup satu populasi besar dari orang utan yang sudah sangat terancam punah.

> Di Sumatra seorang tetua masyarakat adat diculik dan ditahan sebab ia menentang sebuah perusahaan lain yang berhubungan dengan APRIL.

> Di Kalimantan Utara kini berdiri sebuah pabrik pulp di hutan bakau, di habitat monyet bekantan. Luasnya pabrik yang luar biasa menunjukkan betapa agresifnya serangan terhadap sisa-sisa hutan hujan di Kalimantan.

Organisasi lingkungan hidup di Indonesia mendesak jawatan berwenang untuk sungguh-sungguh menghentikan perusakan dan tindak kekerasan!

Organisasi internasional menyerukan bank, investor dan pelanggan untuk tidak berbisnis dengan APRIL/RGE, anak-anak perusahaannya dan para pemasoknya, selama tidak ada perbaikan yang nyata di sepanjang rantai produksi.

Saya mendesak Anda:

- Katakan pada APRIL/RGE dan perusahaan-perusahaan lainnya yang terkait untuk segera menghentikan penebangan;

- Ikut aktif pada pemulihan kerusakan sosial dan ekologis;

- Segera bekukan pendanaan kegiatan APRIL/RGE dan perusahaan-perusahaan lainnya yang berhubungan dengan APRIL/RGE;

- Hentikan hubungan bisnis dengan APRIL/RGE!

Mohon kesungguhan tanggung jawab Anda atas kelestarian hutan hujan yang kegunaanya bagi biodiversitas, iklim dan kehidupan di dunia ini tidak dapat digantikan. Jangan terlibat tindak kekerasan terhadap masyarakat adat, karena mereka terbukti pelindung hutan hujan yang terbaik.

Dengan hormat

Berita & update

Mitra hutan hujan · 19 Nov 2024

Sarang si Tapak Merah di balik ancaman tambang

Perempuan Batak dengan pohon gambir

Tanaman gambir dan lainnya menyejahterakan masyarakat Dairi. Bentuk pengelolaan hutan dan kebun dengan kearifan lokal juga mencegah krisis iklim. Namun pertambangan seng mengancam kehidupan manusia dan alam.

selanjutnya

Mitra hutan hujan · 2 Okt 2024

Simenakhenak: Kebangkitan dari Tanah Leluhur, Merajut Kembali Masa Depan Hijau

Komunitas adat Simenakhenak di Tanah Batak sedang memulihkan 252 hektar hutan adat, yang sebelumnya dibabat habis oleh PT Toba Pulp Lestari. Pemulihan lingkungan seiring dengan kebangkitan ekonomi masyarakat adat. Program ini didukung oleh kerjasama AMAN Tano Batak dengan Selamatkan Hutan Hujan

selanjutnya

Majalah Regenwald Report 3/2024 · 25 Sep 2024

Viskosa — bahan konflik dari hutan hujan

Kemeja, celana atau t-shirt dari viskosa, semua ini adalah pakaian dari serat kayu yang tidak ramah lingkungan dan tidak berkelanjutan. Namun karena mode yang cepat berubah dan permintaan yang meningkat akan bahan viskosa, hutan ditebang dan penduduk digusur - terutama di Indonesia dan Brasil.

selanjutnya

Majalah Regenwald Report 3/2024 · 22 Sep 2024

Masyarakat Dayak melawan perusahaan kertas Mayawana Persada: Jangan ganggu hutan kami!

Tanpa perduli pada masyarakat adat dan hutan hujan, perusahaan Mayawana Persada menebang ribuan hektar hutan di Kalimantan Barat. Di lahan yang sudah ditebang perusahaan itu menanam akasia untuk kebutuhan industri kertas. Tapi penduduk setempat menentang keras. Kami telah menjenguk mereka.

selanjutnya

berita · 14 Agu 2024

Keadilan Mati di Tanah Simalungun. Sorbatua Siallagan ditahan dua tahun

Keadilan telah mati! Sorbatua Siallagan, tetua masyarakat adat di Sumatra Utara, diadili oleh pengadilan Negeri Simalungun dan ditahan dua tahun penjara. Sekali lagi, negara melindungi perusahaan Toba Pulp Lestari dan mengabaikan masyarakat adat.

selanjutnya

berita · 23 Jul 2024

Masyarakat Adat Sihaporas diculik - imbas konflik tanah dengan Toba Pulp Lestari

Lima masyarakat adat Sihaporas di tanah Batak diculik oleh puluhan orang. Penculikan tidak manusiawi akibat imbas konflik lahan yang berlangsung puluhan tahun antara masyarakat adat Sihaporas dengan perusahaan pulp dan kertas Toba Pulp Lestari (TPL).

selanjutnya

Majalah Regenwald Report · 10 Mei 2024

Hutan adat: Kesuksesan di Tano Batak yang membuat berani

Masyarakat adat Simenakhenak di danau Toba berhasil mendapat Hutan Adat di eks-konsesi TPL, didukung oleh AMAN Tano Batak, mitra Selamatkan Hutan Hujan. Kami sempat mengunjungi mereka.

selanjutnya

Pulp and Paper · 2 Mei 2024

Aktif menentang penebangan demi kertas di hutan orang utan di Kalimantan Barat

Di Kalimantan, perusahaan Mayawana Persada menebang hutan hujan dan gambut, dimana di sana hidup orang utan. Pelindung lingkungan setempat telah pergi ke Jakarta dan menuntut: Izin perusahaan harus dicabut dan penjahat lingkungan harus dihukum. Larang perusakan hutan hujan demi kertas!

selanjutnya

berita · 3 Apr 2024

Tetua masyarakat adat di Sumatra Utara diculik karena menentang perusahaan kertas Toba Pulp Lestari

Sorbatua Siallagan, tetua masyarakat adat di Sumatra Utara, diculik dan ditahan karena ingin melindungi hutannya dari perusahaan kertas. Protes berhari-hari menuntut: Tutup Toba Pulp Lestari!

selanjutnya

Orang Utan · 20 Mar 2024

Kembali deforestasi di hutan orang utan Kalbar! Demi kertas!

Di Kalimantan Barat, sebuah perusahaan menebang hutan hujan dan hutan gambut, dimana disana hidup orang utan yang hampir punah. Perusahaan tersebut merampas lahan masyarakat adat dan menanaminya dengan eukaliptus dan akasia untuk produksi kertas. Kita masih bisa menyelematkan banyak hutan!

selanjutnya

Petisi ini tersedia dalam bahasa-bahasa berikut:

62.413 Pendukung

Bantulah kami mencapai 100.000:

aktivitas sebelumnya

Pesan buletin kami sekarang.

Tetap up-to-date dengan newsletter gratis kami - untuk menyelamatkan hutan hujan!