Hutan adat: Kesuksesan di Tano Batak yang membuat berani

Danau Toba di Sumut Danau Toba seluas 1.780 kuadrat kilometer yang membentuk alam dan kehidupan manusia (© Boboy Simanjuntak) Upacara panen masyarakat adat desa Sihaporas Upacara adat panen Batak (© AMAN Tano Batak) kolase Batak Pohon kemenyan menghasilkan getah berharga (kiri) - Ulos sebutan kain tradisi Batak yang berwarna-warni (tengah) - Rumah adat Batak (kanan) (© Boboy Simanjuntak) Perkebunan (HTI) eukaliptus TPL Perkebunan eukaliptus TPL mendesak hutan hujan (© Hengky Manalu) Seorang ibu Batak dengan getah pohon kemenyan Getah pohon kemenyan menjadi sumber penghasilan (© EPN)

10 Mei 2024

Masyarakat adat Simenakhenak di danau Toba berhasil mendapat Hutan Adat di eks-konsesi TPL, didukung oleh AMAN Tano Batak, mitra Selamatkan Hutan Hujan. Kami sempat mengunjungi mereka.

Danau Toba merupakan keajaiban alam. Danau ini terbentuk 74.000 tahun yang lalu akibat letusan vulkan yang dashyat, dan merupakan danau kawah terbesar di dunia.

Danau Toba membentuk lanskap, alam dan kehidupan manusia. Di sekitar danau tinggal suku Batak. Musik, pakaian tradisi yang berwarna-warni dan rumah kayu tradisinya yang unik mencerminkan karakter yang kuat dan terbuka dari suku ini.

Hal ini sesuai dengan perjuangan gigih mereka menjaga tanah leluhurnya. Kami mengunjungi kelompok masyarakat adat Simenakhenak di desa Parsoburan yang telah meraih kemenangan kecil pertamanya. Dengan kendaraan kami memasuki perbukitan, lewati sawah dan hutan dengan jalan yang buruk. Kadang-kadang nampak danau toba yang indah itu. Semakin mendekat tujuan, pemandangan semakin menyedihkan: Bukan hutan alami, melainkan hutan yang sudah gundul atau perkebunan eukaliptus. Dimana harimau, burung enggang, trenggiling dan manusia masih bisa hidup di sana? Perusahaan Toba Pulp Lestari (TPL, lihat kotak dibawah) telah menebang hutan hujan, membangun perkebunan monokultur dan menggodok kayu tropis menjadi pulp dan kertas.

 

„Dua juta hektar hutan disekitar danau Toba telah diratakan oleh pemerintah“, ujar Roganda, ketua dewan pengurus AMAN (Aliansi Masyyarakat Adat Nusantara) wilayah Tano Batak. „Demonstrasi dan protes masyarakat adat menentang pencurian lahan dan hilangnya sumber kehidupan mereka, sering dijawab pihak keamanan dengan kekerasan“.

Masyarakat adat melindungi alamnya

 

Warga Simenakhenak tidak membiarkan dirinya diintimidasi. Setelah lama berjuang dan dengan solidaritas dari Selamatkan Hutan Hujan, mereka telah berhasil mendapatkan hak atas tanah seluas 252 dari 542 hektar. Itu adalah „hutan adat“, hutan masyarakat adat. 252 hektar ini sebanding dengan 0,1 persen wilayah yang konsesi HPH dan HTI yang dipegang oleh TPL. Meskipun begitu ini adalah keberhasilan karena hal ini memotivasi desa-desa lainya untuk berani berjuang. 

Pabrik kertas merusak alam, tapi masyarakat adat melindungi alam

tegas koordinator proyek Hengky Manalu. „Masyarakat adat adalah penjaga hutan terbaik. Hak tanah mereka harus diakui!“

Ketika kami tiba di Parsoruban, pertama-tama kesedihan kami besar. „Hutan masyarakat adat“ sebagian besar telah gundul atau ditanami eukaliptus. „Dulu hutan masih sangat rindang!“, ujar warga. „Dulu di sini tumbuh banyak pohon kemenyan. Getahnya yang juga dipakai untuk upacara adat, menjadi salah satu sumber penghasilan kami.

 

„Renaturalisasi hutan memberi kami harapan baru“

Kini persoalan berkisar renaturalisasi yang sesuai dengan kearifan pola hidup suku Batak. Pertama-tama TPL harus menebang dulu HTInya. Ini berlangsung lama. Juga hama dari eukaliptus akan pindah ke ladang, keluh para warga. Oleh itu mereka telah memulai mempersiapkan reboisasi. Di tempat pembibitan mereka menanam bibit pohon untuk hutan, alpokat dan kopi. Kesempatan memperbaiki lingkungan yang ekologis dan ekonomis membuat harapan baru bagi warga,

karena hutan memperbaiki kehidupan kami!

Hutan Adat

Hutan Adat berarti hutan yang dimiliki kelompok adat. Tahun 2013 Mahkamah Konstitusi telah memutuskan bahwa  hutan bukan otomatis milik negara. Tetapi proses pengakuan resmi hutan adat sangat panjang dan rumit. Hutan harus dilestarikan dan digunakan sesuai dengan peraturan masyarakat adat. Di seluruh Indonesia baru terdapat 123 kelompok yang telah mendapatkan hutan adat secara resmi dengan luas keseluruhan 221.648 hektar (Info Agustus 2023).

AMAN Tano Batak 

AMAN singkatan dari „Aliansi Masyarakat Adat Nusantara“. Sedangkan AMAN Tano Batak adalah pengurus daerah „di wilayah suku Batak“.  Keseluruhan terdapat 2.449 kelompok masyarakat adat dan 17 juta individu yang menjadi anggota AMAN. Tujuan AMAN adalah keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat adat di Indonesia.

Toba Pulp Lestari - dari hutan menjadi kertas

Toba Pulp Lestari (TPL) didirikan tahun 1983 di Sumatra Utara dan terikat dengan perusahaan kertas APRIL (merek terkenal: PaperOne) yang selanjutnya termasuk ke dalam perusahaan konglomerat internasional Royal Golden Eagle. Tahun 1989 TPL, dengan nama dulunya Indorayon, telah memulai produksi pulp untuk dijadikan kertas dan serat viskose (rayon) tekstil - semua berasal dari kayu tropis di hutan alami.  

Kini TPL memiliki konsesi seluas 265.000 hektar HPH di hutan produksi dan HTI (perkebunan eukaliptus) -  ini hampir sepuluh kali luas kota Medan. TPL sangat bertanggung jawab atas perusakan hutan hujan di Sumatra yang dulunya sangat lebat. Longsor dan bencana alam lainnya adalah dampaknya. Selain itu TPL mencemari air danau Toba karena air limbahnya disalurkan ke sungai-sungai yang mengalir ke danau Toba.

Perusakan hutan alami, pencemaran air dan kerusakan akibat erosi sejak awal membuat warga menentang keras. Pada akhir era diktator Suharto gelombang protes keras menentang Indorayon menggelora. Mantan Presiden Habibie, oleh tekanan publik, memerintahkan penutupan TPL. Namun dibawah kepemerintahan Megawati perusahaan itu pada 2003 beroperasi kembali. Indorayon kemudian merubah namanya menjadi Toba Pulp Lestari. Hutan tropis terus ditebang dan digantikan perkebunan eukaliptus (HTI). Akibatnya tidak ada lagi fauna dan flora yang hidup di alam seperti dulu.

 

Pesan buletin kami sekarang.

Tetap up-to-date dengan newsletter gratis kami - untuk menyelamatkan hutan hujan!