Harimau melukai penjaga hutan di Ekosistem Leuser
1 Feb 2023
Pekerjaan sebagai penjaga hutan untuk melindungi hutan di Sumatra merupakan pekerjaan yang berbahaya. Akhir Januari seekor harimau telah menyerang empat orang di ekosistem leuser. Pekerjaan mereka dibantu oleh Selamatkan Hutan Hujan.
Serangan ini merupakan pertemuan pertama yang buruk antara penjaga hutan kami dengan harimau. Mereka sejak 2018 berpatroli secara kontinu di sebelah barat Kawasan Ekosistem Leuser dan melindungi wilayah dari pemburu liar dan penebang pohon. Pekerjaan mereka juga termasuk melindungi harimau sumatra yang hampir punah. Di wilayah hutan hujan yang terbesar di Sumatra ini masih hidup ratusan ekor harimau sumatra.
Penduduk desa pada 28 Januari di siang hari mendapatkan satu dari penjaga hutan yang terluka. Mereka lalu bersama dengan polisi melakukan pencaharian terhadap anggota yang lain. Sekitar pukul 9:30 malam mereka akhirnya menemukan ke tiga orang tersebut. Satu diantaranya luka berat dan dirawat di rumah sakit, tiga lainnya luka ringan.
„Kami belum pernah mendengar kejadian yang serupa sebelumnya“, demikian LSM lingkungan hidup Forum Konservasi Leuser (FKL) yang menjalankan program perlindungan tersebut. Diduga kelompok penjaga hutan itu mengejutkan harimau tersebut pada saat berpatroli.
Dari kejadian ini kita harus mau belajar. Tapi harimau itu tidak akan mencegah kita untuk melindungi dan menjaga ekosistem leuser!“, ujar para penjaga hutan.
Perjumpaan dengan harimau adalah jarang. Penjaga hutan sudah terlatih mengetahui dan mengintepretasi jejak harimau. Jika kucing besar itu terlihat, penjaga hutan tahu bagaimana untuk tenang.
Hal ini ditunjukkan dalam sebuah video unik yang diambil oleh para penjaga hutan pada bulan Desember lalu. Di tengah malam, seekor harimau mendekati perkemahan keempat anggota tim. Harimau itu hanya tinggal beberapa langkah lagi. Kucing besar itu tampak begitu tenang sehingga salah satu penjaga hutan bahkan mencoba berbicara dengannya.
Harimau biasanya menghindari kontak langsung dengan manusia. Di wilayah-wilayah yang dipantau dipasang juga perangkap kamera. Tiga tahun lalu kamera telah merekam kelahiran bayi harimau kembar – sebuah petunjuk bahwa populasi harimau bisa pulih kembali.
Namun di tiga tahun terakhir terdapat 10 harimau yang meninggalkan hutan ekosistem leuser. Beberapa diantaranya disebabkan oleh kurangnya hewan mangsa: Oleh akibat demam babi maka berkuranglah jumlah babi liar. Penyebab lain adalah harimau yang terluka oleh jebakan perangkap yang dipasang oleh pemburu liar.
Harimau sumatra terancam punah. Para ahli menafsir populasinya sekitar 600 ekor, bahkan mungkin hanya 400. Paling banyak harimau hidup di Kawasan Ekosistem Leuser. Ini merupakan satu-satunya tempat di dunia, dimana harimau, gajah, badak dan orangutan hidup dalam habitat yang sama. Dalam dua dekade terakhir jumlah harimau menurun drastis. Hal ini dikarenakan habitat mereka selalu menjadi lebih kecil dan terfragmentasi.
Ancaman terbesar bagi Last Pace on Earth dari mamalia besar ini adalah kerakusan manusia akan bahan mentah dan politik yang tidak menghargai alam. Oleh rasa cemas, 350.000 orang telah menandatangani petisi kami Lindungi Kawasan Ekosistim Leuser. Sebab sejak beberapa tahun ini menggantung rancangan undang-undang tata ruang Acheh, bagai sebuah bahaya pedang yang siap menebas. Hingga kini masih bisa dihindari, tapi bahaya terus mengancam jika minyak sawit dan pertambangan dengan mudah memasuki kawasan lindung.
Untuk melestarikan Ekosistem Leuser bukan hanya tanggung jawab penjaga hutan kami. Disamping itu kami juga membantu reboisasi wilayah-wilayah yang gundul dan perlindungan lahan basah. Dengan sukses – perburuan liar dan penebangan pohon bisa diminimalisir.