Orang utan - bisakah mereka bertahan hidup?

Anak dan ibu orang utan Ilmu pengetahuan sudah banyak mengetahui perilaku kera besar merah ini. Meskipun begitu bagaimana hewan ini belajar, menyebarkan pengalaman, kerja sama, menggunakan peralatan dll., masih terus diteliti (© Wirestock/istockphoto) Montase orang utan Maskulinitas yang megesankan: orang utan Borneo, Tapanuli dan Sumatra (© Jay Ullal + Tim Laman + Kabir Bakie)

12 Jul 2024

Populasi satu-satunya kera besar dari Asia Tenggara sudah sangat sedikit. Perusakan habitat mereka demi perolehan bahan mentah produksi telah membuat mereka hampir punah. Orang utan membutuhkan perlindungan yang serius!

Perilaku orang utan mirip dengan kita. Mereka ingin tahu dan suka bermain. Mereka mendengar, mencium, merasa dan melihat seperti kita. Mereka menatap langsung ke mata kita. Tatapannya sangat menyentuh. Kita merasa bahwa mereka adalah saudara kita.

Kini orang utan hanya terdapat di Sumatra dan Kalimantan. Terdapat tiga jenis yaitu orang utan Sumatra, Borneo dan Tapanuli. Mereka berbeda dalam bentuk, genetik, suara, bulu, warna dan perangai.

Mereka hidup di atas pohon dan memanfaatkan tanaman sebagai makanan, bahan membuat sarang dan obat-obatan. Mereka sangat penting bagi ekosistem hutan hujan, karena mereka menyebarkan bibit tanaman dan berperan besar melestarikan hutan.

Perilaku orang utan sebagian besar sudah kita ketahui. Penelitian lebih mendalam terus berlanjut. Inilah tantangannya, karena orang utan suka menyendiri, mengembara jauh dan sulit dipantau karena mereka suka bertengger di pucuk pohon tinggi.

Penelitian selanjutnya jelas harus terus dilakukan, sebab populasi mereka jauh berkurang. Perhitungan terakhir menunjukkan: orang utan Borneo berjumlah: 57.000, Sumatra 13.000 dan Tapanuli 800. Ke tiga jenis orang utan ini sudah terancam punah.

 

Penebangan hutan di Sumatra dan Kalimantan demi minyak sawit, pertambangan dan pulp mengancam kehidupan orang utan. Bahkan mereka juga diburu, dijadikan hewan rumah, dijual dan dibunuh. Kita masih punya kesempatan menyelamatkan populasi orang utan Borneo!

Jumlah orang utan Sumatra sedikit lebih banyak dari yang disangka. Habitat terakhir mereka berada di Kawasan Ekosistem Leuser - Aceh. Namun keberlangsungan hidup mereka terancam karena habitatnya terbelah-belah kecil dan hutan gambut Sumatra sudah sangat rusak. 

Terutama orang utan Tapanuli; jumlahnya sudah sangat terancam punah. Masih ada satu-satunya kesempatan melestarikan mereka, jika kita sungguh-sungguh melindungi habitat terakhir mereka yang hanya berada di hutan-hutan di selatan danau Toba -  Sumatra Utara.

Apakah akan masih ada orang utan di masa depan? Tentu masih ada, jika hutan-hutan tetap lestari. Dalam satu populasi jumlahnya tidak boleh kurang dari 200 ekor, lebih baik 500 ekor. Dengan demikian perkembangbiakan mereka akan terjaga lebih baik. 

Catatan: demi ekspor minyak sawit, pulp dan bahan mentah lainnya, pemerintah Malaysia dan Indonesia mendukung penebangan hutan hujan. Ini penyebab utama kepunahan orang utan. Oleh karena itu kita harus berjuang menjaga kelestarian orang utan, satu spesies yang secara genetis 97 % mirip dengan kita! Mereka juga saudara kita! 

Pesan buletin kami sekarang.

Tetap up-to-date dengan newsletter gratis kami - untuk menyelamatkan hutan hujan!