Waktu hampir habis. UE harus bertindak atas deforestasi, sekarang!
Konsumsi kita menyebabkan deforestasi di seluruh dunia. Produksi komoditas agrikultur seperti daging sapi, minyak sawit dan kakao bertanggung jawab atas 70% deforestasi dunia! UE pengimpor besar produk tersebut telah berkomitmen menghentikan deforestasi hingga tahun 2020. Artinya tinggal 20 bulan lagi. UE harus bertindak sekarang!
seruanKepada: Komisi Uni Eropa
“Waktu hampir habis bagi UE untuk memenuhi komitmennya tentang deforestasi. Kami membutuhkan segera rencana aksi UE untuk melindungi hutan dan menhargai HAM.”
Daging sapi, kedelai, minyak sawit, kakao: produk-produk ini adalah barang utama yang dikonsumsi setiap hari di negara-negara kaya: kakao diolah menjadi coklat, minyak sawit untuk membuat snacks, kosmetik atau bensin. Lebih dari 70% produksi kedelai dunia digunakan untuk makan hewan sehingga kita bisa minum susu dan memakan daging mereka.
Produksi dari bahan-bahan ini menyebabkan deforestasi besar-besaran di seluruh dunia, merusak hutan di Indonesia, Pantai Gading, Argentina, Brasil dan di banyak negara yang berhutan lainnya. Perluasan perkebunan dan peternakan telah menyebabkan penggusuran, kekerasan, intimidasi, kerja paksa serta pembunuhan masyarakat setempat dan aktivis.
UE adalah importir terbesar kedua produk agrikultur penyebab deforestasi. Wilayah hutan sebesar negara Portugis telah punah menyeluruh antara tahun 1990 dan 2005. Ini disebabkan komoditas konsumsi UE yang berlokasi di wilayah deforestasi – kebanyakan ilegal.
Meskipun UE telah berkomitmen untuk menghentikan deforestasi dan degradasi hutan hingga tahun 2020, namun belum ada satu langkah berarti menghentikan dampak negatif konsumsi bahan-bahan tersebut.
Tinggal 20 bulan lagi hingga 2020, kita harus bertindak sekarang!
Tanda tangani petisi ini untuk menuntut Komisi Uni Eropa menjamin UE konsekuen dengan komitmennya menghentikan deforestasi dengan membuat rencana aksi UE termasuk Undang-Undang perlindungan hutan dan hak masyarakat adat. Ini cara terbaik untuk menjamin agar tidak ada produk atau transaksi keuangan yang terkait dengan UE yang dapat menyebabkan deforestasi, degradasi hutan atau pelanggaran HAM.
Latar belakangOrganisasi-organisasi pendukung petisi
Dampak buruk komiditas pertanian industri bagi hutan dan HAM
Produksi komoditas pertanian menindas hak-hak kemanusian masyarakat setempat.
Pernyataan: Jamaludin dari komunitas Semunying-Kalimantan: „Kami dikriminalisasi oleh negara, kami bertanya mengapa? Salahkah bila kami berjuang untuk hak kami? Perlakuan polisi terhadap kami di penjara tidak manusiawi. Kami diancam oleh pihak berwenang.“
Pertanian dan panen daging sapi, kedelai, kakao dan minyak sawit bisa mematikan. Ekspansi perkebunan dan pertanian telah menyebabkan penggusuran, kekerasan, intimidasi, kerja paksa dan pembunuhan masyarakat setempat dan aktivis.
Para aktivis dikriminalisasi dan dibunuh: pertengahan April tahun ini, aktivis sawit Nazildo dos Santos Brito dibunuh di Brasil saat membela hak tanah rakyat. Menurut Global Witness, tahun 2016 terdapat 200 orang dibunuh saat mempertahankan tanah, hutan dan sungai mereka dengan menentang industri yang destruktif. Brasil adalah salah satu negara yang paling berbahaya bagi aktivis: menurut Brazilian Pastoral Land Commission (CPT), 3964 orang telah ditahan antara tahun 1995 dan 2014 pada saat berjuang di pedesaan yang diorganisir oleh para pekerja, serikat pekerja dan para pimpinan gerakan sosial serta pembela HAM.
Investigasi LSM dan media telah mendokumentasi banyak kasus masyarakat yang digusur atau ditiadakan akses menuju mata pencahariannya sebagai akibat dari minyak sawit yang merambah di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 4000 sengketa tanah antara masyarakat dan produsen minyak sawit.
Hak rakyat yang bekerja di perkebunan dilanggar. Kemiskinan petani kakao adalah akar pemicu pekerja anak di Arika Barat. Tahun 2013/14 lebih dari dua juta anak di Pantai Gading dan Ghana bekerja di kebun kakao dengan kondisi kerja yang memprihatinkan. Di kebun sawit masalah yang dilaporkan termasuk upah buruh kebun yang sangat rendah, kurangnya perhatian kesehatan dan keamanan, perdagangan buruh ilegal dan jeratan hutang.
Produksi komoditi agrikultur telah berdampak buruk bagi kesehatan: Produksi agrobisnis industri bergantung pada penggunaan glifosat dan organisme hasil rekayasa genetik untuk mengkrop kedelai dimana hal ini meracuni air dan menyebabkan penyakit bagi manusia dan hewan.
Pernyataan: Catalina Cendra, petani dari Chaco – Argentina: “Mereka datang untuk membuat kita sakit dengan kedelainya di sini, di Chaco. Dan saya percaya diseluruh Argentina juga. ...Mereka datang, menabur, meracuni, memanen dan pergi. …
Pesawat (penyemprotan herbisida) berlalu jam 6 pagi. Mereka telah meracuni air, tangki, sumur dan kami meminumnya begitu juga hewan. Kami menjadi sakit, hewan-hewan saya dan saya sendiri. Mereka telah membuat kita sakit.“
Produksi komoditi agrikultur industri merusak alam dan kehidupan hewan:
Pernyataan: Margareta dari komunitas Semunying – Kalimantan: “Kami tidak punya hutan lagi – itu membuat saya sangat sedih. Sejak perkebunan sawit memulai operasi di sini, keluarga menjadi terpecah, ada konflik. Hutan kami telah hancur, saya tidak tahu bagaimana mengatasinya. Tanpa hutan, hidup tidak berarti.“
Ada banyak masalah, contohnya dengan ternak. Hutan awalnya ditebang untuk membuka padang rumput. Tanah kemudian dikonversi untuk menumbuhkan kedelai yang lebih menguntungkan. Hal ini meninggalkan sedikit ruang bagi ternak yang menyebabkan mereka harus pindah ke hutan lainnya. Dan ini terjadi dengan rutin di Brasil.
Sawit hanya tumbuh di di daerah tropis, seperti di Indonesia dan Malaysia. Ekspansi kebun sawit jelas berdampak buruk bagi hutan tropis. Seringkali hutan mempunyai nilai konsrervasi tinggi, kaya biodiversitas dan kehidupan satwa.
Kakao telah menyebabkan deforestasi besar-besaran di Afrika Barat. Contohnya Pantai Gading – produser terbesar dunia – yang sejak 1960 hutannya telah hilang hampir 80%.
Pernyataan: Henri pemimpin tradisional tidak jauh dari kota Diafla – Pantai Gading: “Disini dulu penuh dengan pohon, tapi petani membakarnya untuk tanam kakao.“
Melampaui komitmen sukarela perusahaan
Jumlah komitmen sukarela perusahaan untuk menghentikan defortasi agrikultur telah berkembang pesat. Sementara deforestasi membabi buta.
Paradoks ini bisa dijelaskan oleh fakta bahwa ternyata sangat sedikit perusahaan yang dapat melacak untuk mengetahui dimana asal ladang atau hutan yang mereka gunakan untuk produksi mereka? Angka-angka berikut akan membuat Anda bingung: hanya 2% perusahaan minyak sawit dapat melacak sepenuhnya. Di sektor kedelai hanya 14%.
Di sektor daging sapi hanya 17% perusahaan ternak ditahun 2017 punya kebijakan melindungi hutan.
Itu sebabnya mengapa kebijakan umum dibutuhkan. UE memiliki peran kunci!
UE, importir top dengan tanggung jawab tinggi
Pernyataan: Beberapa anggota Parlemen Eropa telah beberapa kali memohon Komisi Eropa untuk mengatur sehingga makanan yang kita konsumsi dan impor tidak mempunyai dampak sosial dan lingkungan yang negatif: UE berkewajiban untuk bertindak
UE adalah pengimpor produk agrikultur terbesar ke dua yang menyebabkan deforestasi. Antara tahun 1990 dan 2005 telah lenyap hutan seluas negara Portugis sebab komoditas konsumsi UE berasal dari wilayah deforestasi, kebanyakan darinya ilegal.
UE adalah importir kakao mentah terbesar di dunia, artinya lebih dari 60% dari impor dunia. UE juga importir kedelai dan minyak sawit terpenting ke dua. Serta salah satu importir besar daging sapi dari daerah Mercosur yang meliputi wilayah Argentina, Brasil, Paraguay dan Uruguay.
Oleh karena itu UE berkewajiban bertindak menghentikan deforestasi akibat produksi agrikultur.
UE harus memenuhi komitmen internasionalnya menghentikan deforestasi
UE telah berkomitmen untuk menghentikan deforestasi hingga tahun 2020.
Seperti telah dilihat dan dapat dijamin bahwa ikan yang kita makan dan kayu yang kita beli adalah legal. Namun tidak pernah diambil langkah mengatasi dampak negatif dari produksi agrikultur.
Tinggal 20 bulan lagi hingga 2020. Kini saatnya bertindak!
Seruan untuk bertindak… Di bulan maret, Komisi Eropa telah mengeluarkan opsi mengatasi deforestasi. Jerman, Perancis, Inggris, Belanda, Denmark, anggota Parlemen Eropa, perusahaan-perusahaan progresif dan LSM di seluruh dunia telah menyerukan Presiden Komisi UE, Jean-Claude Juncker, untuk bertindak.
Namun sejauh ini beliau tidak mendengar.
Anda bisa buat lain: Tandatangani petisi ini menuntut Presiden Juncker memenuhi komitmennya menghentikan deforestasi dan merancang rencana aksi UE dengan peraturan hukum perlindungan hutan dan hak masyarakat adat. Aksi seperti ini harus menjamin bahwa tidak ada produksi atau transaksi keuangan yang berhubungan dengan UE yang dapat menyebabkan deforestasi, degradasi hutan dan pelanggaran HAM.
Kepada: Komisi Uni Eropa
Yang terhormat Bapak Presiden Juncker,
Hutan sangat penting bagi kehidupan. Karena hutan memberi mata pencaharian bagi satu dari enam manusia, juga rumah bagi 80% biodiversitas dunia. Dan hutan sangat penting bagi iklim kita.
Seperti Anda ketahui; hutan tropis dan hutan hujan, masyarakat adat juga margasatwa kini terancam oleh produksi, konsumsi dan perdagangan bahan makanan setiap hari, seperti kedelai, daging sapi, minyak sawit dan kakao. Ini semua memicu deforestasi skala besar, polusi, perampasan tanah dan pelanggaran HAM.
Sebagai importir kakao terbesar dan importir kedela dan minyak sawit terbesar kedua, UE berkewajiban dan mampu menghentikan ini.
Meskipun UE telah berkomitmen menghentikan dan mereboisasi hutan dan degradasi hutan hingga tahun 2020, namun UE belum pernah bertindak menghentikan dampak buruk konsumsi bahan makanan ini.
Sebah studi yang dipublikasikan di bulan maret 2018 oleh Komisi UE telah mengajukan opsi untuk mengatasi deforestasi. Namun hingga kini Komisi UE tidak berkomitmen pada rencana aksi. Meskipun negara-negara anggota UE seperti Jerman, Perancis, Inggris, Belanda dan Denmark, lalu anggota-anggota Parlemen Eropa, perusahaan-perusahaan progresif dan LSM telah menyerukan Komisi UE untuk bertindak.
Hanya tingal 20 bulan lagi bagi UE untuk memenuhi komitmennya tentang deforestasi. Oleh karena itu Komisi UE harus segera mengajukan UU yang mengikat sehingga dampaknya secara penuh bisa dirasakan di tahun 2020.
Kami warga internasional yang sah mendesak Anda memenuhi komitmen EU. Kami menuntut Anda segera mengajukan rencana aksi UE dengan peraturan hukum perlindungan hutan dan hak-hak masyarakat adat yang menjamin bahwa tidak ada produksi atau transaksi keuangan sehubungan dengan komitmen UE yang membuat deforestasi, degradasi hutan atau pelanggaran HAM
Dengan hormat