Pencatut karhutla
11 Okt 2019
Dibalik pelaku pembakaran hutan di Indonesia bersembunyi perusahaan sawit dan kertas. RKK pemasok Wilmar adalah pelaku kambuhan.
Perkebunan sawit milik RKK di Jambi untuk kesekian kalinya melakukan pembakaran dan mengabaikan tindak pencegahan. Oleh karena itu jawatan berwenang menutup perusahan itu. RKK, anak perusahaan Makin Grup (Gudang Garam), juga pemasok Wilmar dan produsen besar barang konsumsi.
Baru di tahun 2017 pengadilan memvonis RKK membayar ganti rugi sebesar 192 milyar Rupiah. Tahun 2015 RKK terbukti dengan sengaja membakar hutan. Mitra kami Perkumpulan Hijau telah menemukan di lokasi kebakaran jerigen solar milik RKK dan mengadukannya ke polisi.
RKK dengan mudah telah membayar uang 192 milyar Rupiah itu. Kembali tahun 2019 perusahaan ini masuk dalam daftar perusahaan yang teridentifikasi sebagai penyebab utama kebakaran besar hutan dan lahan gambut. Bisnis minyak sawit sangat menguntungkan hingga alam, manusia dan iklim diabaikan saja.
RKK bukan satu-satunya perusahaan yang ditutup. Di Jambi saja terdapat tujuh. Tapi kebakaran ada di 29 wilayah HGU (Hak Guna Usaha: sawit), HTI (Hutan Tanaman Industri: akasia). Terdapat lebih dari 200 orang tersangka pelaku kebakaran. Jawatan berwenang hanya menyebutkan inisial perusahaan saja - RKK, BEP, LKU, MAS, ABT, PDIW, PB – nama lengkap dan lokasi perkebunan tidak disebut. Tidak disebutkannya lokasi ini sulit dimengerti sebab informasi posisi kebakaran dari mitra kerja kami dan satelit sangat jelas untuk diketahui.
Polisi dan Kementrian Kehutanan hingga kini telah menyegel 42 perusahaan di seluruh Indonesia. Lusinan sedang diperiksa dan ratusan lainnya dicurigai. Yang paling banyak adalah perusahaan sawit di Sumatra dan Kalimantan. Pada saat pemeriksaan perusahaan-perusahaan tersebut sementara ditutup. Berdasarkan pengalaman paling sering gugatan itu akhirnya redup begitu saja. Hanya sebagian kecil saja yang disidangkan dan jarang darinya yang divonis bersalah dan dihukum.
"Perusahaan pelaku pembakaran harus ditutup selamanya“ tuntut mitra kami di Indonesia sejak bertahun-tahun. Berminggu-minggu mereka harus hidup dengan asap beracun, menolong memadamkan api dan membagi masker pernafasan.
Berapa hektar hutan yang terbakar, berapa jumlah manusia dan satwa yang meninggal dan berapa banyak korban sesak pernafasan, belum bisa dipastikan. Sekolah-sekolah ditutup, penerbangan dibatalkan. Singapura dan Malaysia juga harus turut menderita akibat asap yang sangat membahayakan kesehatan ini.
Dan ini berlangsung bertahun-tahun! Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam sebuah Video menunjukkan penyebaran kebakaran hutan dari pulau ke pulau dan tahun ke tahun. WALHI meragukan data resmi kebakaran itu, sebab kebakaran yang terjadi di perkebunan negara tidak dimuat.
Beberapa instansi pemerintahan berpendapat: Cukup! „Sudah dua kali lahan PT RKK terbakar. Ketika lahan perusahaan itu terbakar tahun 2015, mereka sudah didenda sekitar Rp 192 miliar. Kali ini perusahaan tersebut tak cukup lagi hanya didenda, tetapi izinnya kami rekomendasikan segera dicabut“, demikian ketegasan Rasio Ridho, Direktur Jenderal (Dirjen) Penegakan Hukum (Gakum) Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK).
Ini bisa jadi sulit sebab konsumsi minyak sawit, kertas dan kayu semakin meningkat sehingga membutuhkan semakin banyak areal. Masalah besar lainnya adalah kerja sama politisi dengan industri minyak sawit dan hukum yang lemah.