Blocking kanal Solusi Cegah Kebakaran
15 Jun 2016
Tragedi tahunan bencana kebakaran gambut 2015 di Indonesia adalah yang terburuk yang sudah dialami mitra kami Save Our Borneo. Terutama asap beracun akibat hancurnya ekologi gambut telah membuat penduduk sakit parah. Sejak berbulan-bulan para warga terus membasahi gambut. Hingga akhirnya pemerintah turut juga ambil tangan.
Akhir Mei di Kalimantan Tengah hadir beberapa pejabat dalam pertemuan tingkat tinggi di lapangan: Wakil Gubernur, Bupati dan Kepala Badan Restorasi Gambut saling bertemu dalam pertemuan resmi yang berlangsung dikawasan Eks-PLG yang hangus. Pada kanal yang telah disekat oleh warga dan aktivis para pejabat dengan simbolis menanam bibit tanaman.
Dengan demikian mereka menghargai pekerjaan NGO Lingkungan Save our Borneo (SOB) dan ratusan sukarelawan lainnya.
„Sejak berbulan-bulan kami dengan segala upaya bekerja membendung saluran drainase di kawasan gambut yang sudah rusak ini“, ujar Ketua SOB Nordin. „Bila kami menyekat kanal-kanal itu, tanah akan dibasahi lagi dan api akan terhindar. Kerja berat dan memakan banyak tenaga. Namun kami tidak bisa menunggu sampai pemerintah bertindak.“
Di timur-selatan ibu kota Palangkaraya, dampak dari bencana asap 2015 sangat parah. Sebab hutan gambut yang telah ditebanglah dan didrainase yang sangat banyak terbakar – dan kawasan eks-PLG bukannya direhabilitasi malah sebagian besar kawasan ini diberikan ijin untuk PBS kelapa sawit. Umumnya tidak sah sebab hutan gambut tidak boleh dibuka dan dikonversi. Tidak sedikit pemilik konsesi sawit diduga secara sengaja melakukan kebakaran lahan dalam proses land clearing. Bila lapisan tanah yang kering dan bermeter-meter dalamnya terbakar, maka bara api nyala berbulan-bulan lamanya dan mengotori udara tidak hanya dengan karbon dioksida tapi juga dengan dengan sejumlah besar metana, karbon monoksida, nitrogen oksida, sulfur oksida dan gas beracun lainnya. „Terutama anak-anak menjadi luar biasa menderita karena partikel debu yang masuk ke paru-paru – hingga kini“, ujar Nordin. Keluarganya juga jatuh sakit.
Waktu semakin sempit. Musim kemarau sedang masuk. „Agar bencana kebakaran di tahun lalu tidak terulang lagi, hanya ada satu jalan“, ujar Nordin dengan yakin. „Lahan gambut harus dibasahi kembali. Tidak boleh dibangun perkebunan baru disini.“ Setelah beberapa tahun nantinya akan bisa tumbuh kembali hutan gambut. „Ini satu-satunya cara pencegahan“, ujarnya kembali.
Pemerintah menjadi aktif: Pertengahan Juni ini Badan Restorasi Gambut yang baru dibentuk ini membuat peta gambut. Di peta tersebut tampak dataran-dataran yang punya prioritas tertinggi untuk direstorasi. Hingga pertolongan aktif dari pihak berwenang tiba, Nordin dan masyarakat tetap bekerja tanpa mengenal lelah. Apa selainya yang menurut Nordin punya prioritas tinggi: “Ada banyak perusahaan minyak sawit yang melanggar hukum. Ijin kerjanya harus segera dicabut.”