Aktivis pada rapat pemegang saham perusahaan tambang Vale di Brasil dan Indonesia

Empat warga dengan plakat bertuliskan “Selamatkan hutan hujan dan sumber kehidupan masyarakat Loeha Raya” Warga Loeha Raya - Sulawesi Selatan datang ke Jakarta mendesak pemegang saham perusahaan tambang Vale untuk menghentikan ekspansi tambang nikel. (© WALHI Sulsel) Tampak dari atas pertambangan nikel PT Vale Perusakan hutan demi tambang nikel di Sulawesi Selatan. Pertambangan nikel meluas dan menimbun banyak wilayah. (© WALHI Sulsel) Bencana sosial dan lingkungan disebabkan oleh jebolnya bendungan dam perusahaan tambang Vale di Brumadinho (Minas Gerais, Brasil) Kerusakan bendungan tailing milik PT Vale di Brumadinho, Brasil (© Vinícius Mendonça/Ibama/CC BY-SA 2.0)

30 Mei 2024

Vale asal Brasil, salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia, memproduksi logam seperti besi di Brasil dan nikel di Indonesia untuk kebutuhan industri. Vale menyatakan dirinya sebagai pemimpin dunia dalam rantai pasokan global kebutuhan logam untuk transisi energi, khususnya nikel.

Jika ini hanyalah bisnis website, mungkin berita tentang rapat umum pemegang saham bukanlah sesuatu yang luar biasa bagi pembaca.

Tapi sebagai sebuah organisasi lingkungan dan HAM, rencana perusahaan Vale akan ekspansi tambangan nikel demi booming mobil listrik menyebabkan kami cemas.

Vale terkenal terutama karena kejahatannya di negara bagian Minas Gerais, tepatnya di Brumadinho tahun 2019 terdapat 273 korban meninggal dan di Mariana tahun 2015 terdapat 19 korban meninggal.

Kesimpulan: Semua yang perduli pada HAM dan lingkungan, menjadi pemegang saham perusahaan tambang Vale adalah keputusan bisnis yang terburuk yang bisa kita bayangkan.

Rapat umum Vale Sa Brasil

Di Brasil, rapat umum tahunan dan luar biasa pemegang saham perusahaan tambang Vale Sa tahun 2024 dilaksanakan secara daring. AIAAV - Jaringan Internasional Masyarakat Yang Terkena Dampak Vale (International Articulation of People Affected by Vale) turut berpartisipasi, kali ini untuk yang keempat belas kalinya. 

AIAAV terdiri dari berbagai komunitas yang terkena dampak pengoperasian perusahaan tambang Vale dan mengambil kesempatan ikut dalam rapat tahunan perusahaan untuk menyampaikan kritik dan membeberkan inkonsistensi yang ditemukan dalam laporan tahunan perusahaan kepada para pemegang saham.

Selama partisipasi mereka yang dijamin dengan pembelian satu saham di setiap peserta, para pemegang saham yang kritis membeberkan satu per satu pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di saat penambangan, pengolahan dan pengangkutan bijih besi.

Bagi beberapa organisasi HAM, rapat pemegang saham merupakan kesempatan penting untuk membeberkan kasus perusahaan. Sebab disisa waktu tahun ini tidak mungkin mengkonfrontasikan pelanggaran HAM yang dilakukan Vale secara langsung.

Rapat umum PT Vale Indonesia

Di Indonesia, rapat umum luar biasa pemegang saham perusahaan cabang Asia tahun 2024, PT Vale Indonesia, diselenggarakan di Jakarta tanggal 19 April 2024. Pertambangan nikel berkembang dengan pesat sesuai dengan menaiknya perkembangan industri mobil listrik. Bisnis logam sedang booming.

Petani Loeha gelar aksi tuntut pelepasan konsesi kawasan Tanamalia di rapat umum saat itu. Konsesi pertambangan PT Vale Indonesia di Tanamalia akan merugikan perekonomian masyarakat dan lingkungan di Loeha Raya. Petani Loeha berujar bahwa aksi yang mereka lakukan ini merupakan aksi untuk menyelamatkan ekosistem hutan hujan, sumber air dan sumber kehidupan masyarakat di Loeha Raya. 

AIAAV menyampaikan kritik dan membeberkan inkonsistensi

“Di laporan tahunan itu, Vale memalsukan data dan menghilangkan informasi penting guna memberi kesan kepada investor bahwa keuangannya bersih, perusahaan dapat dipercaya dan menjadi pemegang saham adalah ide yang bagus”, demikian AIAAV di Brasil.

Ini adalah ringkasan beberapa alasan tentang pendapat-pendapat yang disampaikan AIAAV pada kegiatan Vale di Indonesia dan Brasil: 

Criticis of Vale mining company by AIAAV

  • Bahaya bendungan tailing dan manajemen risiko yang tidak bertanggung jawab
  • Deforestasi
  • Uji tuntas: tidak ada transparansi maupun konsultasi
  • Perubahan iklim
  • Air yang terancam
  • Dampaknya melampaui operasi pertambangan
  • Logam dalam permintaan untuk transisi energi
  • Meningkatnya konflik di Indonesia

Selama rapat Vale di Brasil dan Indonesia muncul banyak pertanyaan. Tapi sangat sedikit jawaban yang didapat.

Kesimpulan: Semua yang perduli pada HAM dan lingkungan, menjadi pemegang saham perusahaan tambang Vale adalah keputusan bisnis yang terburuk yang bisa kita bayangkan.


  1. PT Vale Indonesia

    Saat ini Vale SA, perusahaan asal Brasil, adalah pemegang saham terbesar PT Vale Indonesia Tbk, dengan saham 43%.

Halaman ini tersedia dalam bahasa berikut:

Pesan buletin kami sekarang.

Tetap up-to-date dengan newsletter gratis kami - untuk menyelamatkan hutan hujan!