Brasil: Genosida terhadap suku Yanomami
19 Feb 2023
Dari hutan hujan di wilayah suku Yanomami muncul gambar dan berita yang mengejutkan dunia. Ribuan pencari emas ilegal telah menyerbu dan menduduki wilayah Yanomami di wilayah hutan hujan Amazon yang sudah diakui negara, lalu merusak dan mencemari sumber kehidupan masyarakat adat: Penduduk meninggal oleh penyakit bawaan dari daerah lain, oleh air raksa dan kelaparan.
Foto-foto yang dipublikasi dan berita televisi menunjukan sebuah bencana kemanusiaan bagi sekitar 26.000 suku Yanomamo yang tinggal di utara Brasil: Anak-anak dengan perut buncit akibat kelaparan dan parasit hingga penduduk yang kurus kering serta orang-orang yang sakit, apatis dan putus asa yang benar-benar sudah diambang batas kekuatan mereka.
“Seperti sebuah kamp konsentrasi”, kutip Reuters dari sebuah interview radio dengan Mentri Kesehatan Masyarakat Adat (Sekretaris Negara untuk Kesehatan Masyarakat Adat), Weibe Tapeba. “Pihak militer Brasil harus meringkus pendulang emas liar keluar dari wilayah Yanomami”, demikian ujar seorang dokter yang ditunjuk oleh pemerintah Brasil yang baru untuk jabatan ini.
20.000 pendulang emas bersenjata yang menyerbu hutan hujan suku Yanomami telah juga membawa masuk penyakit seperti Covid-19, kekerasan, pelanggaran hukum, prostitusi, alkohol dan narkoba. Mereka juga telah membangun tanpa sah kamp-kamp, jalan-jalan, landasan terbang, pub-pub dan rumah-rumah bordil.
Para pencari emas telah merusak hutan hujan dan terutama lagi aliran sungai. Mereka juga telah menebang pohon di hutan-hutan rimba, mengaduk serta membersihkan tanah dan sedimen sungai dengan traktor atau dengan semburan air dari pompa berat. Sumber kehidupan suku Yanomami dengan begitu tidak saja dirusak tapi juga diracuni selamanya.
Selain emas para pendulang ilegal ini juga mengincar sumber daya mineral berharga lainnya seperti kasiterit dimana darinya diperoleh bahan timah, lapor Reporter Brasil dan O Globo. Logam putih perak yang mengkilap digunakan terutama untuk solder, untuk produksi lempengan timah seperti kaleng serta untuk bahan kimia dan pigmen. Harga di pasaran internasional bernilai sekitar 28.000 US-Dollar per satu ton timah.
Yang tidak dilihat orang dalam foto-foto itu adalah air raksa yang mencemari semua tanah, air dan ekosistim. Pendulang emas menggunakan logam berat beracun ini untuk mengikat partikel emas yang sudah dicuci. Suku Yanomami diracun karena mereka ambil air minum dari sungai yang sudah terkontaminasi dan juga menangkap ikan di sana atau berladang di atas tanah yang sudah tercemar.
Pemerintah baru Brasil turun tangan
Suku Yanomami sudah sejak bertahun-tahun selalu memberitahu bencana ini. Namun seruan mereka kepada jawatan dan pemerintah Brasil selalu tidak ditanggapi. Sekarang pada 20 Januari 2023 pemerintah baru Brasil telah menyatakan keadaan darurat kesehatan untuk wilayah suku Yanomami di hutan hujan Amazon.
Kini tenaga bantuan dari negara membawa suku Yanomami yang sakit dan kelaparan ke tempat layanan kesehatan dan melemparkan ke bawah bahan-bahan makanan dari helikopter. Satuan khusus polisi dan tentara telah menangkap dan mengusir para penjahat. Beberapa eskavator yang sedang digunakan, tempat pemompaan dan juga sebuah pesawat kecil telah dirusak. Satu pertanyaan penting: Kemana perginya para pendulang emas itu?
Kunjugan Lula da Silva dan Sônia Guajajara di Boa Vista
“Orang dewasa yang berat badannya seperti anak-anak serta anak-anak yang meninggal karena kelaparan, malaria, diare dan penyakit lainnya”, jelas Presiden Brasil Lula da Silva. Bersama dengan Mentri untuk Masyarakat Adat, Sônia Guajajara, ia menjenguk pusat kesehatan yang dibangun sementara di Boa Vista di negara bagian Roraima, utara Amazon.
“Lebih dari krisis kemanusiaan dari apa yang saya telah lihat di Roraima, sebuah genosida, kejahatan berencana terhadap suku Yanomami, yang dilakukani oleh pemerintah yang tidak punya perasaan akan penderitaan”, lanjut Lula yang mengambil alih jabatan kepresidenan pada Januari 2023 dari pendahulunya Jair Bolsonaro. 570 anak-anak suku Yanomami telah meninggal semasa Bolsonaro menjabat Presiden.
Eks Presiden Bolsonaro menyokong pertambangan ilegal
Di bawah kepemerintahan Bolsonaro dan pendahulunya yaitu Michel Temer tidak saja permohonan bantuan dari suku Yanomami atau aturan Mahkamah Agung yang diabaikan, tapi juga dana dan barang lainnya buat kebutuhan masyarakat adat diselewengkan. Keuangan dan staf lembaga adat FUNAI dan jawatan lingkunghan hidup IBAMA tak luput ditarik.
Di Brasil terlalu banyak lahan dibanding masyarakat adat, ujar Bolsonaro. Dan di wilayah-wilayah hutan hujan mereka terdapat banyak kayu dan sumber daya alam lainnya yang harus dimanfaatkan. Untuk itu ia ingin melegalkan pertambangan ilegal (portugis: “Garimpo”) di berbagai wilayah. Tanpa rasa bersalah ia menyerukan untuk menduduki dan menjarah wilayah-wilayah masyarakat adat yang sudah diakui dan dilindungi negara. Kini Mahkamah Agung menetapkan Kejaksaan Agung untuk menyelidiki Bolsonaro dan pemerintahannya atas kasus genosida dan kejahatan lainnya terhadap suku Yanomami.
Proyek bersama masyarakat adat Tukano
Selamatkan Hutan Hujan lewat Instituto Nova Era menyokong masyarakat adat Tukano yang hidup di sebelah barat pemukiman suku Yanomami di wilayah mereka yang sudah diakui negara TI Balaio di negara bagian Amazon. Juga hutan hujan di sini di Rio Negro mempunyai situasi persediaan barang buat penduduk yang buruk. Proyek Selamatkan Hutan Hujan bersama masyarakat adat Tukano untuk budidaya tanaman berkhasiat dan penggunaan naturopatis oleh permintaan mendesak dari suku Tukano telah dirubah menjadi tempat budidaya bahan makanan. Di tempat terpencil penduduk terlebih dahulu harus memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Diaktualisasi pada 9.2.2023