Sarawak: Penebangan pohon menyebabkan bencana lingkungan
5 Sep 2021
Bahkan para pelindung lingkungan yang berpengalaman pun terkejut atas kejadian ini. Sejak berhari-hari kayu terapung menghambat sungai Baleh di negara bagian Malaysia – Sarawak. Ikan yang mati, rusa yang tenggelam dan ribuan batang pohon nampak di foto-foto yang dikirim oleh mitra kami Matek Geram. Salah satu alasan “penghambatan” ini adalah penebangan pohon di hulu sungai.
Masyarakat adat Iban di Sarawak menderita oleh bencana lingkungan itu. Banyak diantara mereka yang mengkhawatirkan keselamatannya saat berperahu di sungai seperti pergi ke pasar. Banyak nelayan kehilangan jala yang telah mereka pasang di sungai Baleh karena terseret arus lumpur dan kayu terapung. Pasokan air di kota Sibu terganggu.
Matek Geram dari organisasi masyarakat adat SADIA melihat penebangan hutan hujan untuk memperoleh kayu dan untuk membangun perkebunan minyak sawit adalah faktor penyebabnya. Erosi tanah telah meningkat dengan tajam. “Kekayaan hutan terancam, pohon-pohon besar punah akibat penebangan. Sungai dan kehidupan di dalamnya mati, wilayah sekitarnya rusak”, ujarnya.
“Sebagai aktivis dari masyarakat adat yang mempertahankan hutan dan hak tanah tradisional masyarakat adat, saya sangat kecewa dan sedih atas segala bencana yang terjadi akibat kebijakan pemerintah mengijinkan hutan-hutan ditebang tak terbatas dan akibat perusakan lingkungan hidup.”
Dalam statement tertulis Deputy Chief Minister di Sarawak, James Jemut Masing, menyebutkan juga nama-nama perusahaan yang menebang kayu “dengan dampak perusakan lingkungan” di hulu sungai, demikian politikus tersebut yang juga anggota masyarakat adat Iban.
Pada tahun 2010 sungai Baleh terhambat oleh kayu terapung. Kejadian itu mengakibatkan banyak korban tewas.