Perlindungan bonobo: Sekolah menumbuhkan kepercayaan
Di pelosok hutan hujan di Cekungan Kongo hidup bonobo. Spesies kera besar ini kurang terkenal dibanding spesies kera besar lainnya, tapi terancam punah. Untuk melindunginya, para ilmuwan telah mendirikan organisasi Bonobo Alive. Organisasi ini memerangi perburuan komersial dan membantu anak sekolah di tiga desa pinggir Taman Nasional Salonga agar mereka mendapat manfaat dari perlindungan bonobo.
Ikhtisar proyek
Topik proyekHewan / Manusia
Tujuan proyek Memperkuat perlindungan bonobo
Kegiatan Pekerjaan pendidikan di desa-desa tepi Taman Nasional Salonga
Sebelumnya bonobo dianggap sebagai simpanse kerdil. Sedikit lebih kecil, berbibir merah muda, wajah lebih gelap. Orang awam hampir tidak melihat perbedaan ke dua spesies ini. Perilaku mereka yang pada dasarnya berbeda yang pasti lebih dikenal. Jika simpanse mencari solusi konflik teritorial atau betina sering dengan kekerasan, bonobo justru dengan harmoni. Dengan kata lain: sex daripada kekerasan, bersetubuh daripada berkelahi.
Di daftar merah spesies terancam, bonobo (pan paniscus) digolongkan sebagai “terancam punah” (endangered), populasinya menyusut. Ancaman terbesar berasal dari perburuan komersial, penyakit dan hilangnya habitat. Karena spesies ini hanya ada di Republik Demokrasi Kongo, maka negara ini punya tanggung jawab besar, terutama karena banyak bonobo yang hidup di Taman Nasional Salonga - kawasan lindung terbesar Afrika dan warisan dunia Unesco.
Di tepi kawasan lindung, beberapa ahli primatologi yang dipimpin Dr. Gottfried Hohmann dan Dr. Barbara Fruth telah mendirikan beberapa stasiun penelitian di Luikotale dan Ekongo. Disana para ilmuwan dari seluruh dunia tanpa henti melakukan penelitian. Kontak dengan dunia luar hanya bisa dengan telefon satelit. Siapa yang ingin ke sana, harus naik pesawat carter. Sambungan jalan tidak ada, perjalanan dengan perahu memakan waktu berminggu-minggu.
Meninggalkan dunia ekslusif penelitian akademis
Fruth, Hohmann dan rekan kerja mereka pada 2011 telah meninggalkan dunia eksklusif penelitian akademis, dan bertekat bekerja untuk perlindungan hewan dan telah mendirikan organisasi Bonobo Alive.
Perhatian utamanya adalah melibatkan penduduk setempat dalam perlindungan bonobo. Bukan karena mereka merusak hutan hujan sehingga harus dicegah (bahaya sesungguhnya berasal dari pemburu liar profesional dari luar wilayah), melainkan mereka harus mendapatkan manfaat dari perlindungan alam. Para pelindung lingkungan yang bekerja di daerah terpencil yang sangat miskin, terkadang ditanya:
Apa yang kalian lakukan untuk kami manusia?
Hal ini berkaitan dengan sumber pendapatan: Penduduk memasok singkong, pisang rebus dan buah-buahan serta bekerja sebagai tukang masak, kuli angkut dan pelacak. Padahal keahlian mereka tentang tanaman medis dan botani, diperlukan. Sebab mereka mengetahui seluk beluk hutan yang masih utuh yang merupakan sumber kehidupan mereka.
Bonobo Alive menjalin hubungan erat terutama dengan penduduk di desa Ipope, Mbongo dan Bekombo. Desa-desa ini terletak di hutan hujan dan sulit dijangkau. Di tengahnya berjalan proyek-proyek sekolah, dimana Selamatkan Hutan Hujan sejak 2022 ikut andil.
Melibatkan penduduk dalam perlindungan bonobo
Pendidikan adalah cara ampuh yang terbukti bisa menarik minat penduduk untuk melindungi alam. Selain memberikan pengetahuan, proyek-proyek semacam ini menunjukkan juga bahwa para ahli primatologi punya perhatian pada kebutuhan dasar manusia.
Contohnya pada tahun pertama proyek kerja sama, delapan gadis dan pemuda berbakat di kelas 12 telah mendapat bantuan dana untuk ujian akhir mereka. Semua lulus dan dengan ijazah lulus sekolah, mereka bisa memasuki perguruan tinggi. Selain itu sekitar 500 anak sekolah dari berbagai desa mendapat keuntungan, karena guru mereka kini digaji lebih baik atau teratur. Ini tentu menambah motivasi para guru.
Selain itu kondisi gedung-gedung sekolah buruk dan atap-atapnya bocor, Bonobo Alive telah membeli sebanyak 500 atap seng dan 250 kilo paku di Kinshasa. Dengan perahu bahan-bahan bangunan itu diangkut menuju Lokoma, dari sana ke tiga desa. Karena guru dan murid yang rajinpun akan mengalami kesulitan, jika hujan merembes karena atap bocor.
Di masa datang kami ingin terus aktiv di Cekungan Kongo. Tolong bantu pekerjaan kami dengan donasi.