Skip to main content
Cari
Pemandangan bendungan PLTA Batang Toru 2025
Bendungan Batang Toru di hutan di hutan milik orangutan Tapanuli hampir selesai dibangun. (© Mongabay)

Pengembang PLTA Batang Toru dihentikan

7 Des 2025Pasca bencana badai siklon Kementerian Lingkungan Hidup telah menangguhkan kelanjutan pembangunan bendungan Batang Toru. Juga perusahaan tambang emas Martabe dan satu perkebunan kelapa sawit milik negara harus menghentikan sementara pekerjaan mereka.


Tiga perusahaan di hulu sungai Batang Toru harus segera menghentikan pekerjaan mereka. Hal ini ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Bapak Hanif Faisol Nurofiq, pada 6 Desember. Setelah pemeriksaan maka akan diambil keputusan baru.

Pasca badai siklon senyar yang juga melanda wilayah Tapanuli, Menteri tersebut hadir di tempat dan terbang dengan helikopter mengamati hutan Batang Toru. „Ini sangat jelas akibat banyaknya aktivitas pembalakan liar“, kutipan Kementerian Lingkungan Hidup. Maka  dari itu terjadilah semacam longsoran batang-batang pohon dan erosi yang besar.

Pembalakan di hulu sungai Batang Toru oleh tiga perusahaan berikut menyebabkan bahaya longsor dan banjir badang semakin tinggi:

PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) membangun PLTA Batang Toru. Di 13 kilometer sepanjang sungai Batang Toru terdapat hingga kini 350 hektar hutan hujan yang dirusak untuk pembangunan bendungan dan PLTA.

Delapan tahun berkampanye, petisi kami  "Selamatkan orangutan Tapanuli dan hutannya!" dengan tandatangan lebih dari 400.000 dan maraknya aksi protes oleh penduduk, ilmuwan dan pelindung lingkungan internasional hanya dapat menghambat jalannya pembangunan, tidak menghentikan. Desember 2025, fase pertama pekerjaan pembangunan hampir selesai. Awal 2026 satu unit pembangkit listrik berkekuatan 127,5 MW akan diresmikan, ini hanya empat tahun lebih lambat dari yang direncanakan.

PT Agincourt Resources mengelola usaha tambang emas Martabe  di bagian selatan hutan Batang Toru. Konsesi perusahaan sebesar 130.252 hektar tumpang tindih dengan ekosistem Batang Toru dan dengan hutan lindung di kabupaten Tapanuli Utara. Hingga kini perusahaan ini telah menebang lebih dari 700 hektar hutan.

Sebenarnya sebelum badai siklon sudah terjadi tanah longsor yang juga memakan korban jiwa. Pertambangan akan diperluas dan semacam kolam akan dibangun untuk menampung sampah beracun. Berbagai organisasi lingkungan sejak dua tahun menuntut penutupan perusahaan. PT Agincourt Resources termasuk ke dalam konglomerat Astra Group, pedagang mobil terbesar di Asia Tenggara, antara lain Peugeot dan BMW.

PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III), sebuah perusahaan negara yang mengelola perkebunan kelapa sawit di Tapanuli Selatan di hulu sungai Batang Toru dan juga membalak hutan.

Sejak bertahun-tahun berbagai organisasi lingkungan seperti Selamatkan Hutan Hujan dan mitra kami WALHI Sumatera Utara terus mengingatkan dampak dari perusakan ekosistem Batang Toru yang merupakan habitat orangutan Tapanuli yang langka dan harimau Sumatera. WALHI menyembut Tujuh Perusahaan Jadi Biang Keladi Bencana Ekologis di Tapanuli. Ketujuhnya beroperasi di atau sekitar ekosistem Batang Toru, habitat orangutan Tapanuli, harimau Sumatera, tapir, dan spesies dilindungi lainnya. Diantaranya perusahaan pembangunan bendungan NSHE, perusahaan tambang emas Martabe yang terletak dekat sungai, perusahaan kebun kelapa sawit milik negara PTPN III Batang Toru Estate dan perusahaan kebun eukaliptus di Tapanuli Selatan PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL).

 

Orang-Utan Tapanuli
Bendungan Batang Toru di hutan milik orangutan Tapanuli hampir selesai dibangun. (© Maxime Aliaga / Rettet den Regenwald)

Tepat satu tahun lalu Selamatkan Hutan Hujan telah menarik perhatian publik tentang bahaya deforestasi bagi jenis kera besar yang paling langka ini dalam 

webinar  Von Tapanuli-Orang-Utans und dem Kampf für den Regenwald

Rianda Purba, direktur WALHI Sumut, dalam webinar itu memberikan laporan langsung.

 

Dalam pembicaraan lewat telepon tanggal 7 Desember 2025, Rianda Purba mengatakan bahwa dari tiga provinsi yang diterjang badai siklon senyar terdapat keseluruhan 921 korban tewas. 329 jiwa lainnya masih belum ditemukan dan 5000 korban luka. Dalam delapan tahun terakhir ini hutan hujan dengan jumlah keseluruhan 1,4 juta hektar dari provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat telah hilang:

Alam dieksploitasi besar-besaran, oleh perusakan hutan yang dilegalisir negara.“


Informasi lebih lanjut

  1. 1. PT Agincourt Resources – Tambang emas Martabe

    2. PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) – PLTA Batang Toru

    3. PT Pahae Julu Micro-Hydro Power – PLTMH Pahae Julu

    4. PT SOL Geothermal Indonesia – Geothermal Taput

    5. PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) – Unit PKR di Tapanuli Selatan

    6. PT Sago Nauli Plantation – Perkebunan sawit di Tapanuli Tengah

    7. PTPN III Batang Toru Estate – Perkebunan sawit di Tapanuli Selatan

Halaman ini tersedia dalam bahasa berikut:

Petisi aktual, latar belakang dan informasi lanjutan

Pesan buletin kami sekarang.

Tetap up-to-date dengan newsletter gratis kami - untuk menyelamatkan hutan hujan!