Luka dalam Papua

21 Apr 2025
Pertambangan PT Freeport Indonesia termasuk pertambangan emas dan tembaga terbesar di dunia. Sejak 60 tahun Freeport menggali gunung yang bernama Grasberg. Dari awal masyarakat adat menentang perusakan tempat tinggalnya. Tapi negara dan industri lebih kuat.
„Kepala saya copot, dada saya mengering, hati saya menangis.“ Dialah Yosepha Alomang yang bersuara kepada gunung Wangmabuk (nama asli gunung Grasberg pemberian masyarakat adat). Gunung ini bagi ibu Yosepha merupakan makhluk hidup dan tempat suci nenek moyangnya dimana suku Amungme (suku asli ibu Yosepha) terikat dengannya.
Namun gunung Wangmabuk dirusak, diekstraksi untuk memperoleh emas, tembaga dan perak. Pertambangan ini termasuk yang terbesar di dunia. Pertambangan yang luas ini bahkan bisa dilihat dari angkasa. Di ketinggian 4000 meter perusahaan ini mengorek bagai menyayat luka terbuka di pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah.
„Militer dengan senjatanya telah merampas tanah kami.“
Pemerintah kolonial Belandalah yang menamakan gunung itu Grasberg. Sudah sebelum Indonesia mengambil alih pulau Papua sebelah barat (dulu bernama Nugini Belanda) tahun 1969, mantan presiden Suharto telah membuat kerja sama dengan korporasi asal Amerika Freeport McMoRan, dimana perusahaan ini membuat pertambangan menjadi negara dalam negara.
Suku Amungme tidak ditanya sebelumnya. Mereka hanya bisa melihat, bagaimana gunung-gunung digali dan limbahnya dibuang ke sungai. „Militer dengan senjatanya telah merampas tanah kami“, ujar Yosepha Alomang dalam sebuah wawancara.
Di pertambangan terbuka dan tiga lorong bawah tanah, Freeport mengeruk bahan mentah. Pertambangan bawah tanah berada di bawah wilayah Taman Nasional Lorentz yang merupakan lahan lindung terbesar di Asia Tenggara dengan berbagai ekosistem dan biodiversitas menakjubkan yang terbentang dari lahan basah di pinggir pantai lalu hutan hujan hingga ke daerah salju di pegunungan. Di sana hidup landak semut, kangguru pohon dan sejumlah besar jenis flora dan fauna lainnya yang belum diteliti secara ilmiah.
300.000 ton limbah dibuang setiap harinya ke sungai-sungai dan mengalir disepanjang 100 kilometer hingga ke laut. Seluruh daerah tangkapan air tercemar dengan cairan logam berat dan asam.
Suku Amungme tidak pernah menyerah berjuang
Dengan tuntutan, demonstrasi dan petisi, ibu Yosepha Alomang sejak berpuluh-puluh tahun berjuang menentang perusakan alam, budaya masyarakat adat dan tindak kekerasan. Tahun 2001 beliau telah mendapatkan penghargaan Goldman Environmental Prize yang mana hal ini bisa menjadi teladan dan inspirasi bagi pemuda Papua.