Sulawesi: Selamatkan Bahodopi! Tambangan nikel merusak kehidupan!
Maraknya perusahaan tambangan nikel, emas, bijih besi dan pasir di Sulawesi. Kini PT. BDM menebang hutan bakau dan hutan hujan serta mencemari ladang dan sungai. Binatang yang langka dan banyak hewan endemik kehilangan habitat. Pohon sagu dan sawah dirusak, dan sungai Bahodopi tercemar parah.
Berita & update seruanKepada: Kepada Presiden Republik Indonesia, Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Gubernur Sulawesi Tengah
“Selamatkan Bahomakmur, selamatan sungai Bahodopi”
„Perusahaan pertambangan harus bertanggung jawab“; ujar Etal Douw, Direktur NGO Jatam, mitra kerja kami. Puluhan perusahaan pertambangan telah membagi wilayah Morowali untuk mereka sendiri, menebang hutan dan dengan limbahnya mencemarkan tiga sungai penting. Sejak tahun 2010 penambangan terbuka merajalela di wilayah tersebut.
Dengan sangat agresif PT. Bintang Delapan Mineral (BDM) menebang 20 hektar hutan bakau untuk pembangunan pelabuhan baru. „Perubahan radikal bentang alam“ dan „perusakan ekosistim“ demikian kecaman Jatam kepada perusahaan pertambangan.
Sembilan desa terletak di wilayah konsensi milik BDM di kecamatan Bahodopi. Desa-desa ini menderita akibat perusakan lingkungan. Sungai Bahodopi sejak tahun 2010 sangat tercemar sehingga airnya berbahaya bagi pertanian. Oleh karena itu warga tidak sekalipun bisa memanen.
Aktivitas BDM menyebabkan banjir dan kekeringan. Hal ini akan jadi lebih parah bila peleburan nikel dimulai.
Mari kita dukung petisi ini, untuk mendesak Presiden Jokowi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, beserta Gubernur Sulawesi Tengah melakukan evaluasi terhadap kinerja PT. Bintang Delapan Mineral dan PT. Sulawesi Mining Investment serta tidak serta merta meresmikan perusahaan tersebut sebelum masalah yang dihadapi masyarakat Bahomakmur diselesaikan oleh perusahaan.
Latar belakangupdate
29 Mei 2015:pabrik peleburan nikel milik Bintang Delapan Mineral secara resmi di resmikan. Presiden Jokowi hadir dalam acara tersebut. Pabrik peleburan nikel akan memproduksi 300.000 kubik meter nikel setiap tahunnya. Pabrik ini merupakan sebagian dari wilayah industri yang luas.
8 Juni 2015:tiga desa di kecamatan Bahodopi, kabupaten Morowali akan diratakan oleh perairan Bahomakmur. Alasannya: Perusahaan tambang Bintang Delapan Mineral (BDM) telah merubah palungan. Aliran sungai mendinginkan pembangkit listrik untuk tambang nikel.
9 Juni 2015: NGOs menuntut penutupan segera produksi nikel.
Pertambangan di Morowali
Nikel adalah sumber daya alam terpenting di kabupaten Morowali. Perusahaan internasional terkemuka seperti Rio Tinto dan Inco telah menyokong pertambangan bijih nikel. Kira-kira sejak 2009 kegiatan membludak: selain 15 perusahaan aktif terdapat 138 perusahaan pertambangan lainnya di Morowali yang telah mendapatkan ijin kerja. Namun tidak semuanya menambang nikel. Kebanyakan mereka adalah makelar yang memperdagangkan ijin dan wilayah. Satu bentuk spesial dari landgrabbing.
Mitra kerja kami Jatam mempunyai kecurigaan yang berdasar, bahwa pemerintah kabupaten menyelewengkan hukum yang berlaku. Contohnya menyokong PT. Gemaripa Pratama menambang bijih nikel di wilayah cagar alam dan menutup mata atas perusakan besar-besaran hutan hujan, sungai dan ekosistim pantai oleh PT. Bintang Delapan Mineral.
Bintang Delapan Mineral (BDM)
Perusahaan pertambangan Bintang Delapan Mineral (BDM) aktif di kabupaten Morowali sejak tahun 2009. Sejak dulu Morowali sudah menjadi penting bagi pertambangan, namun sejak masuknya BDM alam yang dirusak mencapai dimensi yang baru. Untuk pelabuhannya perusahaan ini telah memusnahkan hutan bakau seluas 20 hektar. Setiap muatan besar bijih nikel ke kapal yang meninggalkan pelabuhan berarti kehancuran hutan hujan.
Di wilayah konsesi BDM di Morowali dengan luas 21.695 hektar terdapat sembilan desa. Disana masyarakat Asli Bahodopi sejak berabad-abad hidup dengan menangkap ikan dan sagu. Di beberapa desa hidup para transmigran dari pulau Jawa yang datang ke Morowali pada tahun 90-an. Hidup mereka bergantung pada pertanian dan buah-buahan.
Kerja sama BDM dengan perusahaan asal Tiongkok Tsinghshan dari Dingxin Group di tahun 2010 menetapkan landasan berinvestasi di bidang pembangunan jalanan, pelabuhan laut, infrastruktur dan peleburan nikel. Pembangunan industri besar sedang berlangsung atau direncanakan. Peleburan nikel sebentar lagi selesai yang peresmiannya sebetulnya direncanakan pada bulan April lalu.
Dimulainya pembangunan jalanan mengakhiri usaha pertanian dan buah-buahan. Pengeboran dasar laut, pelabuhan laut dan banyaknya kapal laut menjadikan penangkapan ikan tradisional mati. Pertambangan nikel telah total mencemari sumber mata air yang terpenting, sungai Bahomakmur. Ini semua terjadi hanya dalam kurun waktu 4 tahun.
Masyarakat adat dan petani kecil tidak mampu menentang BDM. Tidak banyak yang mengenal kelompok perusahaan tersebut, namun dibelakangnya terdapat setumpuk uang dari Tiongkok dan kekuasaan militer. Beberapa jendral memiliki saham atau posisi penting di perusahaan tersebut. Letjen Sintong Panjaitan adalah presiden komisaris Bintang Delapan Group dan Mayjen Hendardji Supandji adalah presiden dari anak perusahaan Bintang Delapan Investama.
Ekologi Morowali
Karena Sulawesi dari sejarahnya tidak bergabung dengan daratan Asia dan Australia, maka di pulau ini terdapat banyak jenis flora dan fauna endemik. Binatang menyusui (Mammalia) hanya ada sedikit, seperti: Anoa (Bubalus quarlessi), babi rusa (Babyrous babirussa) dan makaka. Sementara binatang berkantung (Marsupialia) diwakili oleh beberapa jenis hewan kuskus (Phalanger celebensis dan p. ursinus). Beraneka ragamnya kupu-kupu dan serangga lainnya membuat peneliti alam Wallace terpesona. Selama persinggahannya di Indonesia ia tertarik pada teori evolusi makhluk hidup, seperti teori Darwin.
Wilayah cagar alam Morowali mencerminkan keunikan flora dan fauna disana. Di sepanjang pantai tumbuh hutan bakau (Rhizopora apiculata, r. Mucronata dan r. Alba), di dataran rendah tumbuh hutan hujan dan di dataran mulai dari ketinggian 1600 meter tumbuh hutan pegunungan.
http://jatamsulteng.com/index.php/berita/256-terungkap-aktifitas-pt-bdm-tidak-memiliki-amdal.html
http://rakyatsulteng.com/presiden-diminta-tunda-resmikan-pabrik-smelter-pt-bdm/
tv one: https://www.youtube.com/watch?v=0KXqV_r7mOk
Kepada: Kepada Presiden Republik Indonesia, Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Gubernur Sulawesi Tengah
Pertambangan merupakan sektor ekonomi yang penting di Indonesia. Meskipun begitu alam dan sumber daya hidup manusia di kawasan pertambangan tidak boleh dirusak!
Contoh menyolok adalah kasus PT. Bintang Delapan Mineral (BDM) di Bahomakmur, kabupaten Morowali – Sulawesi Tengah. Untuk pertambangan nikel, pelabuhan laut, jalan angkutan barang (jalan hauling) dan sebuah pabrik peleburan nikel (pabrik pemurnian mineral) yang masih dibangun, hutan di kecamatan Bahodopi ditebang secara radikal, sungai Bahodopi dicemari serta lahan pertanian penduduk menjadi tidak subur. Untuk pembangunan pelabuhan laut saja, 20 hektar hutan gambut telah ditebang. Untuk setiap satu ton bijih nikel berikutnya maka hutan harus ditebang.
Sejak BDM tahun 2009 memiliki Ijin Usaha Pertambangan (IUP), bencana alam terus terjadi akibat dari pertambangan dan penebangan hutan. Desa-desa mengalami banjir dan penduduk tidak bisa lagi memanen tanamannya. Mereka juga menderita ganguan kesehatan yang buruk, karena air tidak layak lagi untuk diminum dan menyirami ladang.
Saya mengetahui, bahwa BDM tidak memiliki AMDAL. Meskipun begitu BDM terus saja membangun sarana infrastrukturnya, termasuk pabrik peleburan nikel di desa Fatupia. Kami mewakili penduduk setempat menuntut Bintang Delapan Mineral untuk patuh pada hukum di Indonesia, dimana pelaku perusakan lingkungan bisa di jerat dengan hukum itu dan hutan serta sungai dan ladang tidak boleh dirusak. Kami juga mendesak, secara resmi proyek infrastruktur yang masih dibangun termasuk peleburan nikel tidak boleh diresmikan, selama BDM tidak merehabilitasi kerusakan lingkungan di hutan dan pencemaran sungai Bahodopi.
Selamatkan Petani Bahomakmur, Selamatkan Sungai Bahodopi, Pindahkan Jalan Hauling PT. BDM dari Pemukiman Masyarakat dan Kembalikan Sungai Bahodopi seperti sedia kala untuk dijadikan sumber air sawah petani.
Dengan hormat