Kampanye berakhir
Aksi Hentikan „Bahan Bakar Bio“
Sebuah Perubahan Undang-Undang yang bertentangan dengan akal sehat: Pemerintah Jerman bukannya mengurangi malah telah memutuskan menambah jumlah „bahan bakar bio“ (biofuel) untuk kendaraan. Namun anggota parlemen Jerman masih bisa menghentikan kegilaan ini. Tolong Anda tandatangani petisi kami.
Kepada: Pemerintah Jerman dan anggota parlemen Jerman
“Bukannya mencabut keputusan bahan bakar bio, malah parlamen Jerman memutuskan kenaikan kuotanya. Tolong tandatangani petisi kami”„Usulan Komisi Eropa memastikan batasan 5% untuk biofuel konvensional adalah keputusan yang benar,“ begitulah jawaban Departemen Lingkungan Hidup (LH) di bulan Februari 2014 kepada enam LSM diantaranya Selamatkan Hutan Hujan. Selanjutnya: „Ibu Mentri LH, Dr. Hendricks, dalam wawancaranya tanggal 26 Februari 2014 telah menjelaskan bahwa jumlah biofuel dibatasi sampai 5% menurutnya adalah tepat“.
Namun di kala Uni Eropa berupaya untuk terus mengurangi kuota biofuel, Ibu Mentri Lingkungan Hidup Jerman dan departemennya malah telah mencanangkan peningkatan kuota biofuel. Untuk itu dibawah kepemimpinan Kementrian Lingkungan Hidup, Undang-Undang tersebut untuk ke duabelas kalinya dirubah. (Halaman 5)
Tetapi kenaikan ini tidak transparan. Sebab, seperti yang tertera dalam perubahan Undang-Undang tersebut, mulai tahun 2015 tidak lagi kuota biofuel yang dihitung (hingga kini jumlahnya sebesar 6,25%), melainkan kuota gas rumah kaca dengan jumlah 3,5%. Pihak Kementrian LH Jerman memperkirakan bahwa dengan tambahan jumlah biofuel ini maka disektor transportasi jumlah emisi CO2 yang merusak iklim tersebut akan berkurang 3,5%.
Perkiraan ini pada kenyataannya malah membutuhkan 500.000 ton biofuel lebih banyak lagi dalam setahunnya. Dibalik hal ini nampak pihak industri bahan bakar bio dan Kementrian Pertanian Jerman memiliki kepentingan tertentu.
Pemerintah Jerman mengirim sinyal yang salah kepada Uni Eropa. Untuk urusan biofuel Jerman adalah juaranya. Negara ini adalah negara yang paling banyak menggunakan biofuel yang konon disebut energi hijau dari ladang dan mencampur lebih banyak biofuel kedalam disel dari yang ditentukan kuota.
Tolong Anda dukung petisi kami kepada Parlemen Jerman.
Pada tanggal 11 September 2014 rancangan perubahan Undang-Undang yang telah disetujui pemerintah Jerman tersebut telah disidangkan dalam rapat pleno pertama parlemen dan diserahkan pada komisi-komisi parlemen. Pada tanggal 8 Oktober Undang-Undang keduabelas bagi perubahan Undang-Undang Perlindungan Immission Pemerintah Jerman – begitulah nama rancangan perubahan U.U. tersebut dalam bahasa Birokrat-Jerman - masuk dalam agenda parlemen dan telah disetujui pada hari berikutnya.
Penyimpangan „biofuel“
Mulanya para politisi ingin membuat berkendaraan lebih ramah lingkungan dengan biofuel. Namun energi hijau dari ladang ini terbukti merugikan. Tema ini jadi momok bagi para politisi. Karena bahan bakar ini lebih banyak merugikan iklim dari pada bahan bakar biasa dari minyak bumi. Semakin banyak jagung, gandum dan bit gula yang diolah untuk Etanol serta minyak sawit, rapa dan kedelai untuk biodisel, maka semakin tinggi harga makanan dan areal ladang semakin sedikit. Ladang monokultur yang menyedihkan itu meluas dengan mengorbankan hutan hujan dan keaneka ragaman hayati, juga penduduk sering digusur dari wilayahnya.
Trik hitung-hitungan diatas kertas
Untuk memperbaiki keseimbangan iklim dari dampak biofuel, maka mulai tahun 2015 kuota bahan bakar tersebut dialihkan ke kuota gas rumah kaca, demikian departemen lingkungan Jerman di homepagenya. Rancangan Undang-Undang yang pada tanggal 16.07.2014 lalu disetujui kabinet Jerman berfungsi sebagai pelaksana tujuan ini. Kuota ini di tahun 2015 dan 2016 akan sedikit dinaikkan menjadi 3,5 persen dari kuota yang berlaku yaitu 3 persen. Sebaliknya kuota ini mulai tahun 2017 diturunkan dari 4,5 menjadi 4 persen dan mulai tahun 2020 dari 7 hingga 6 persen, demikian departemen lingkungan Jerman.
Bagaimana menghitung kuota gas rumah kaca ini? Hal ini masih sangat diperdebatkan dan hampir tidak bisa dibayangkan. Dari pada bersikap lebih transparan justru kenaikan penggunaan bahan bakar agro semakin di tutup-tutupi. Selain itu kenaikkan kuota biofuel ini hanya berlaku bagi biodisel saja. Kapasitas industri biodisel Jerman hanya digunakan sampai 54%, demikian laporan pemerintah Jerman (lihat dibawah). Hal ini mengungkap inisiatif Undang-Undang itu sebagai perangai politik yang berpihak melayani para pelaku ekonomi – diatas penderitaan masyarakat, lingkungan dan iklim.
Keterangan lanjutan pemerintah Jerman kepada parlemen pada tanggal 28.08.2014 menyajikan jumlah aktual biofuel di Jerman. Berikut ini beberapa kutipannya dengan angka:
Laporan keringan pajak untuk biofuel tahun 2013
Halaman 3
Kuota biofuel
Kuota keseluruhan (untuk biodisel dan etanol) dari tahun 2010 sampai 2014 berjumlah 6,25 persen.
Halaman 5
Biodisel
Kapasitas produksi pabrikan biodisel Jerman menurut informasi dari sektor ini berkisar 4,8 juta ton per tahun (sekitar 5,4 milyar liter). Pabrik besar di Jerman dengan kapasitas mulai dari 50.000 ton per tahunmemasok sebagian besar kapasitas produksi dalam negeri.Menurut keterangan pabrikan sedikitnya dalam tahun 2013 di Jerman dihasilkan 2,6 juta ton biodisel (sekitar 2,94 milyar liter). Penggunaan kilang pabrik biodisel berada paling sedikit sekitar 54 persen.Karena beberapa kilang sementara ini ditutup, maka kilang-kilang yang masih beroperasi produktivitas diperkirakan lebih tinggi.Untuk mencukupi kapasitas produksibisa jadi pihak pabrikan biodisel Jerman tergantung pada import bahan bakar mentah yang tinggi. Hal ini disebabkan penanaman tumbuhan minyak rapa dibatasi di Jerman atas alasan rotasi penanaman tumbuhan dalam periode tertentu dan penggunaan wilayah ladang.
Halaman 6
Minyak nabati yang terhydrogenasi
Produksi biofuel dari jenis ini tidak terdapat di Jerman. Namun import minyak nabati terhydrogenasi yang digunakan sebagai komponen campuran yang diproduksi di luar negeri ini kenyataannya terus saja meningkat, termasuk juga di Jerman.
(...)
Evaluasi tahap awal dari pendaftaran kuota untuk tahun 2013 menunjukkan bahwa minyak nabati yang terhydrogenasi ini digunakan untuk memenuhi kuota sekitar 0,44 juta ton (sekitar 0,56 milyar liter).
Catatan dari Selamatkan Hutan Hujan: menurut keterangan Greenpeace (Neste Oil - biodiesel driving rainforest destruction) minyak nabati yang terhydrogenasi ini berasal dari pabrik biodisel milik perusahaan negara Finlandia Neste Oil yang berada di Singapura dan Rotterdam. Hampir keseluruhan bahan mentahnya adalah minyak sawit.
Halaman 6Etanol
Statistik resmi minyak bumi menunjukkan bahwa keseluruhan penjualan bahan bakar bioetanol pada tahun 2013 sekitar 1,21 juta ton (sekitar 1,52 milyar liter).
(...)
Kapasitas produksi bioetanol di pabrik-pabrik besar Jerman pada akhir tahun 2013 sekitar 0,95 juta ton (sekitar 1,2 milyar liter), demikian keterangan dari sektor ini.
(...)
Keterangan dari sektor ini menyatakan pada tahun 2013 di Jerman produksi bioetanol sekitar 0,67 ton (sekitar 0,84 milyar liter). Dalam perhitungan murni neto import bioetanol yang diproduksi untuk jadi bahan bakar sekitar 0,54 juta ton (sekitar 0,68 milyar liter).
Kepada: Pemerintah Jerman dan anggota parlemen Jerman
Yang terhormat para anggota Parlemen Jerman,
dalam agenda Parlemen tanggal 9 Oktober 2014 berlangsung persidangan kedua dan ketiga Undang-Undang ke duabelas bagi perubahan Undang-Undang Perlindungan Immission Jerman. Bukannya menurunkan kuota bahan bakar seperti yang sedang diusahakan Uni Eropa, pemerintah Jerman malah merencanakan meningkatkan pencampuran bahan bakar bio. Artinya Undang-Undang ini setiap tahun membutuhkan 500.000 Ton bahan bakar bio lebih banyak lagi.
Inisiatif ini bertentangan dengan akal sehat. Sejak bertahun-tahun sudah jelas bahwa bahan bakar bio lebih merugikan lingkungan hidup dan iklim dari pada meguntungkan. Selain itu tidak dapat diterima bahwa bahan makanan dibuat jadi bahan bakar dan ladang serta padang rumput ditanami dengan tumbuhan energi.
Tolong Anda tolak rancangan Undang-Undang ini dan lakukan pencabutan secepat mungkin kewajiban mencampur bahan bakar bio yang telah disahkan.
Dengan hormat