Larang minyak sawit di makanan! Penyebab penyakit!
Sakit karena minyak sawit! Para ahli memperingatkan bahaya kesehatan minyak sawit. Minyak sawit yang diolah mengandung racun yang tinggi yang menyebabkan kanker dan merusak kromosom dan organ tubuh. Bayi, anak kecil dan remaja sangat terancam. Pemerintah harus melindungi kesehatan kita dan melarang minyak sawit beracun dalam makanan.
seruanKepada: Pemerintah Republik Indonesia, pemerintah negara-negara UE dan Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM
“Minyak sawit mengandung bahan beracun yang menyebabkan kanker dan merusak kromosom dan organ tubuh. Larang makanan yang mengandung minyak sawit beracun!”
Sejak 10 tahun para ahli mengingatkan bahaya racun tinggi di makanan yang mengandung minyak sawit. Sebuah studi dari jawatan keamanan makanan Eropa „EFSA“ (European Food Safety Authority) menegaskan peringatan ini dan membunyikan tanda bahaya.
Bayi yang khususnya mengkonsumsi makanan bayi industri sangat terancam, demikian keterangan para ahli makanan. Sebab jumlah kandungan glycidol di makanan tersebut sepuluh kali lebih tinggi dari standar yang diijinkan, ujar Dr. Helle Knutsen dalam pemberitaan Uni Eropa di bulan Mei lalu. Ahli toksikologi asal Norwegia ini adalah ketua komite ahli Uni Eropa untuk kontaminan di makanan.
Minyak sawit yang diolah sangat banyak mengandung glycidol dan ester asam lemak lainnya yang berbahaya bagi kesehatan. Sudah cukup terbukti bahwa glycidol merusak kromosom dan penyebab kanker, ujar Knutsen selanjutnya. Minyak murah dari daerah tropis ini kini tedapat di setiap satu dari dua barang dagangan di supermarket. Kita makan berkali-kali dalam sehari, umumnya tanpa mengetahui bahwa krim nougat, sereal, margarin, makanan siap dari freezer, biskuit, es krim, permen dan lain sebagainya banyak mengandung minyak sawit.
Bayi, anak-anak dan remaja umumnya terancam. Karena mereka banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung minyak sawit – dengan demikian banyak menelan bahan beracun.
Industri makanan menggunakan minyak murah dari hutan hujan. Ada pilihan lainnya: masak sendiri, menyusui sendiri, bikin minyak kelapa sendiri, atau untuk industri pangan minyak nabati yang lain.
Tolong tuntut politisi dan jawatan yang bersangkutan untuk menghentikan pemakaian minyak sawit di makanan kita: demi hutan hutan hujan, hak asasi manusia dan kesehatan.
Latar belakangEFSA telah menugaskan pihak tertentu untuk memeriksa resiko kesehatan akibat dari proses kontaminasi di minyak nabati dan bahan makanan lainnya. Ester asam lemak telah dianalisa berdasarkan gliserol. Termasuk di dalamnya glycidol (glycidyl – ester asam lemak), 3-monochloropropanediol (3-MCPD) dan 2-monochloropropanediol (2-MCPD) serta ester asam lemaknya.
Bahan beracun in menyebabkan kanker, merusak kromosom dan organ seperti hati, ginjal dan testis. Bahan beracun ini berkadar tinggi di minyak sawit dan barang-barang yang diproduksi darinya. Jumlah yang lebih rendah terdapat di minyak nabati lainnya. Kadar glycidol yang menyebabkan kanker di minyak sawit 264 kali lebih tinggi dari minyak zaitun, 24 kali lebih tinggi dari minyak rapa dan 15 kali lebih tinggi dari minyak bunga matahari. Bagi 2-MCPD dan 3-MCPD berlaku kondisi yang sama seperti yang ditunjukkan grafik.
Glycidol dan MCPD di minyak nabati
Nilai tengah (Mean Middle Bound) (dalam μg/kg)
- Minyak sawit/ lemak sawit 3955
- Minyak bunga matahari 269
- Minyak rapa 166
- Minyak zaitun 15
Nilai tengah (Mean Middle Bound) (dalam μg/kg)
- Minyak sawit/lemak sawit 2912
- Minyak bunga matahari 521
- Minyak rapa 232
- Minyak zaitun 48
Nilai tengah (Mean Middle Bound) (in μg/kg)
- Minyak sawit/lemak sawit 1565
- Minyak bunga matahari 218
- Minyak rapa 109
- Minyak zaitun 86
Penulis: Selamatkan Hutan Hujan 2016
Sumber: EFSA Jurnal, 3 Maret 2016: Risks for human health related to the presence of 3- and 2-monochloropropanediol (MCPD), and their fatty acid esters, and glycidyl fatty acid esters in food – Tabel 13, 12 dan 11
Bahan beracun ini terbentuk selama masa pengolahan makanan, terutama bila minyak sawit diolah dengan temperatur tinggi (sekitar 200°C). Kadar racun bahan makanan yang sangat tinggi di minyak sawit terutama didasarkan pada struktur kimia yang khusus dari minyak sawit. Minyak ini mengandung sangat banyak digliserida (sekitar 4 – 12%). Darinya pada saat pengolahan makanan akan terbentuk bahan-bahan beracun, dimana hanya dengan jumlah yang kecil saja sudah dapat sangat merusak organ tubuh, demikian pakar bahan makanan Alfonso Lampen dari kantor federal Jerman untuk evaluasi resiko yang dimuat di ZDF-Magazin Wiso.
Menurut badan ilmiah, glycidol yang terlepas bisa merusak kromosom dan menyebabkan kanker. Ester asam lemak di saat pencernaan di tubuh manusia dapat memisahkan diri ke dalam 3-MCDP atau glycidol yang tidak terikat. Penelitian kantor federal Jerman untuk evaluasi resiko telah menunjukkan sebuah konversi yang hampir mutlak dari 3-MCPD-Ester ke 3-MCPD yang tak terikat. Pada sebuah hewan percobaan, 3-MCPD yang tak terikat ini menyebabkan tumor. International Agency for Research on Cancer (IARC) dari PBB pada tahun 2011 telah menggolongkan 3-MCPD ini sebagai „kemungkinan penyebab kanker bagi manusia“.
Uni Eropa mengingatkan bahwa minyak sawit bagi kebanyakan orang turut andil dalam bencana bahan beracun ini. Kandungan 3-MCPD dan ester asam lemaknya di minyak nabati hampir tak berubah selama 5 tahun terakhiri ini.
Bahan-bahan beracun ini juga berkadar tinggi di produk makanan yang sudah jadi yang mengandung minyak sawit sebagai bahan pelengkap. Di enam krim nougat yang diperiksa oleh TV Jerman ditemukan bahan beracun.
Contoh perhitungan berikut ini memperjelas masalahnya: Bila anak-anak mengkonsumsi krim nougat tiap harinya sebanyak 20 gram. Dengan kadar racun dari krim nougat yang telah diteliti ini, anak kecil yang berat tubuhnya 15 kg akan mencapai hampir 90% dari batas bahaya yang ditolerir.
Kini satu dari dua produk makanan di supermarket mengandung minyak sawit, sehingga konsumen mengkonsumsi produk yang mengandung minyak sawit tersebut berkali-kali di setiap hari. Tiap kali mengunyah, masuklah bahan beracun ke tubuh. Mereka sering tidak tahu, karena pihak industri tidak dengan jelas mencantumkan penggunaan minyak sawit di barang produksinya.
Jaringan supermarket terbesar di Italia, COOP, mencari jalan lain. Menurut keterangannya sendiri, perusahaannya telah mengganti 100 produknya sendiri yang mengandung minyak sawit dengan minyak zaitun dan minyak makan lainnya. Atas peringatan EFSA perusahaan ini akan mempercepat penggantiannya dan dalam waktu dekat menukar 140 produknya yang tersisa yang mengandung minyak sawit.
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Jawatan di Indonesia untuk keamanan makanan harus memperhatikan bahwa lebih dari 250 juta penduduk Indonesia mendapatkan makanan tanpa rasa was-was.
Tugasnya berat karena obat dan vaksin palsu, kekurangan gizi dan banyak masalah lain di Indonesia.
Sumber:
- Siaran pers EFSA tanggal 3 Mei 2016: Process contaminants in vegetable oils and foods
- http://www.efsa.europa.eu/en/press/news/160503a
- Studi EFSA – mandat dari Komisi UE – yang dipublikasikan pada 3 Mei 2016: Risks for human health related to the presence of 3- and 2-monochloropropanediol (MCPD), and their fatty acid esters, and glycidyl fatty acid esters in food
- http://www.efsa.europa.eu/sites/default/files/scientific_output/files/main_documents/4426.pdf
Kepada: Pemerintah Republik Indonesia, pemerintah negara-negara UE dan Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM
Yang terhormat Ibu-ibu dan Bapak-bapak,
Uni Eropa memberikan tanda bahaya atas penggunaan minyak sawit di makanan kita. Tanggal 3 Mei jawatan Eropa untuk keamanan makanan (EFSA) telah mempublikasikan sebuah studi tentang resiko kesehatan akibat ester asam lemak di bahan makanan. Dalam keterangannya EFSA memperingatkan bahaya makanan yang mengandung minyak sawit. Makanan ini sering banyak mengandung bahan beracun tinggi yang menyebabkan kanker dan merusak kromosom serta hati, ginjal dan testis.
Yang sangat terancam adalah bayi, anak kecil dan remaja. Karena mereka sering memakan makanan yang mengandung minyak sawit. Setiap kali mengunyah, tertelanlah racun ke dalam tubuhnya.
Tolong lindungi kesehatan kami dan cabutlah segera penggunaan minyak sawit yang berbahaya ini dari makanan kita.
Dengan hormat